Polemik Kehadiran TNI dalam Diskusi Mahasiswa UIN Walisongo, Anggota DPR RI Angkat Bicara

Polemik Kehadiran TNI dalam Diskusi Mahasiswa UIN Walisongo, Anggota DPR RI Angkat Bicara

Kehadiran anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, menuai sorotan dari anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana. Politisi dari fraksi PDIP ini menyampaikan kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai bentuk intervensi terhadap kebebasan akademik di lingkungan kampus.

"Kedatangan aparat TNI ke lingkungan kampus berpotensi disalahartikan sebagai upaya pembatasan, bahkan menjadi bentuk intervensi terhadap kebebasan akademik, yang sangat membutuhkan suasana yang mendukung kebebasan berpikir dan berekspresi secara intelektual," ujar Bonnie Triyana dalam keterangan resminya, Selasa (22/4/2025).

Bonnie Triyana menekankan bahwa kampus seharusnya menjadi wilayah yang bebas dari campur tangan pihak-pihak yang tidak memiliki kepentingan langsung dalam kegiatan akademik. Ia juga mengingatkan agar peristiwa serupa tidak membangkitkan kembali memori kelam masa lalu.

"Kampus adalah arena akademik yang harus bersih dari intervensi yang tidak relevan dengan kepentingan akademik itu sendiri," tegasnya.

"Jangan sampai kita kembali ke masa lalu yang kurang baik bagi kualitas kebebasan akademik dalam sistem demokrasi kita," lanjutnya.

Bonnie Triyana berharap agar mahasiswa dapat mengembangkan pemikiran mereka tanpa adanya tekanan atau intervensi dari pihak mana pun. Ia juga mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) serta pimpinan perguruan tinggi untuk memberikan klarifikasi secara terbuka kepada publik mengenai protokol keamanan yang berlaku di lingkungan kampus.

"Biarkan para akademisi mengembangkan ilmu pengetahuan dan tradisi intelektual mereka tanpa merasa takut atau dikekang. Transparansi dalam pengelolaan lingkungan kampus sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang," jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya adanya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk menjaga independensi kampus. Bonnie Triyana meminta Kemendiktisaintek untuk memberikan perhatian khusus terhadap isu ini.

"Ke depan, diperlukan SOP yang jelas, yang menjadi pedoman bagi semua pihak dalam menjaga independensi kampus sekaligus keamanan civitas akademika," tegasnya.

Sebelumnya, seorang mahasiswa UIN Walisongo Semarang, yang menggunakan nama samaran Abdul, mengungkapkan bahwa terdapat orang tak dikenal dan anggota TNI dalam diskusi mahasiswa yang diadakan oleh KSMW UIN Semarang pada Senin (14/4). Diskusi tersebut bertajuk "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik".

Menurut Abdul, kecurigaan muncul ketika seorang pria tak dikenal menolak untuk memperkenalkan diri saat sesi perkenalan. Para mahasiswa pun mendesak pria tersebut untuk mengungkapkan identitasnya.

"Kami sangat curiga, karena dari segi usia, pria tersebut jauh lebih tua. Beberapa teman mendesak beliau untuk memperkenalkan diri, tetapi beliau menolak. Beliau hanya menyebutkan nama 'Ukem'," kata Abdul.

Setelah sekitar lima menit, pria tanpa identitas tersebut meninggalkan lokasi diskusi. Tidak lama kemudian, petugas keamanan kampus datang dan mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui seseorang.

Saat itu, beberapa perwakilan mahasiswa yang mengikuti arahan satpam diminta oleh anggota TNI untuk menyebutkan identitas mereka, daftar peserta diskusi, dan tema diskusi yang diselenggarakan. Hal ini menimbulkan kewaspadaan di antara para mahasiswa.

Klarifikasi dari TNI

TNI AD membantah bahwa ada personelnya yang memanggil mahasiswa saat diskusi di kampus UIN Walisongo Semarang. TNI AD telah melakukan pengecekan dan memastikan hal tersebut.

"Beberapa media memberitakan bahwa ada mahasiswa yang dipanggil oleh personel TNI tersebut, namun hal itu tidak benar. Tidak ada mahasiswa yang dipanggil oleh personel TNI tersebut," jelas Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana kepada wartawan di Mabesad, Jakarta Pusat, Rabu (16/4/2025).

Wahyu Yudhayana membenarkan bahwa terdapat seorang anggota TNI yang berada di dekat kampus UIN Walisongo Semarang pada saat itu. Ia menjelaskan bahwa anggota TNI tersebut adalah Babinsa yang bertugas di Koramil Ngaliyan, Kelurahan Tambakaji, tempat kampus tersebut berada.

"Keberadaannya juga tidak berada di dalam area atau lokasi yang digunakan untuk melaksanakan diskusi. Tempatnya berada di luar. Itu bisa kami pastikan. Dan juga tidak ada langkah tindakan yang diambil oleh yang bersangkutan untuk menghentikan diskusi atau memberikan intimidasi, tidak ada," tegas Wahyu Yudhayana.