Cita Rasa Aceh Hiasi Santapan Jemaah Haji: Ayam Tangkap dan Keumamah Jadi Andalan

Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 bagi jemaah asal Aceh akan dimeriahkan dengan sentuhan kuliner khas daerah. Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh memastikan bahwa menu makanan yang disajikan selama penerbangan akan mengakomodasi selera dan identitas masakan Aceh.

Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Azhari, mengungkapkan komitmen ini usai pelantikan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Aceh. Azhari menanggapi positif hasil pengecekan makanan (meal test), menyatakan kesesuaian menu secara umum, meskipun terdapat variasi antara menu keberangkatan dan kepulangan. Ia menjelaskan bahwa bersama Forkompinda, pihaknya telah meninjau langsung contoh makanan yang akan dinikmati jemaah. Disiapkan pula snack berupa roti, kopi, dan susu untuk memanjakan lidah para calon haji.

Tahun ini, Aceh mendapatkan kuota haji sebanyak 4.110 orang. Jumlah ini ditambah dengan prioritas lansia sebanyak 219 orang, Petugas Haji Daerah (PHD) 36 orang, dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIH) 13 orang. Total ada 4.378 orang. Seluruh jemaah telah menyelesaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

Jemaah calon haji Aceh dijadwalkan terbang pada gelombang kedua. Mereka akan memasuki asrama pada 17 Mei dan bertolak ke Tanah Suci pada 18 Mei 2025. Para jemaah Aceh tergabung dalam 12 kloter, dengan 11 kloter penuh dan kloter 12 bergabung dengan jemaah dari Sumatera Utara.

PT Aqsa Pro Afkara, selaku penyedia makanan, melalui perwakilannya, Intan, memaparkan daftar menu yang akan menemani perjalanan ibadah para jemaah. Pada saat keberangkatan, jemaah akan disuguhkan hidangan seperti ayam tangkap, rendang, nasi gurih, ayam kalio, dan nasi kuning ikan tumis Aceh. Pilihan ganda akan diberikan setiap kali penyajian, antara ayam atau daging, ayam atau ikan, khususnya untuk menu keberangkatan.

Sementara itu, saat kepulangan, jemaah akan dimanjakan dengan pilihan nasi putih ikan keumamah, nasi putih bistik daging, ayam mentega dengan nasi putih, dan ikan balado nasi kuning. Pemilihan menu ini juga didasarkan pada masukan dan rekomendasi dari jemaah, dengan tujuan memasukkan menu-menu tematik lokal khas Aceh. Tujuannya adalah memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan preferensi jemaah.

Di sisi lain, Pemerintah Aceh melalui Plt Sekretaris Daerah Aceh, M Nasir, menyampaikan aspirasi untuk peningkatan kuota haji bagi provinsi tersebut. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, populasi Aceh telah mencapai sekitar 5,5 juta jiwa. Namun, kuota haji yang dialokasikan untuk Aceh saat ini masih berada di angka 4.387 jemaah. M Nasir menyoroti bahwa daftar tunggu keberangkatan haji telah mencapai lebih dari 35 tahun, mencerminkan antusiasme tinggi masyarakat Aceh untuk menunaikan ibadah haji. Pemerintah Aceh telah menyampaikan permohonan kepada Kementerian Agama untuk mempertimbangkan kembali kuota haji bagi Aceh.

M Nasir menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, pemerintah daerah, DPR Aceh, dan instansi vertikal, untuk memperjuangkan penyesuaian kuota yang lebih proporsional. Penambahan kuota diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi warga Aceh untuk mewujudkan impian berhaji.