Langkah Darurat: Jepang Impor Beras dari Korea Selatan Setelah Penurunan Produksi Domestik

Kenaikan harga beras yang signifikan di Jepang memaksa pemerintah untuk mengambil langkah tidak biasa dengan mengimpor beras dari Korea Selatan. Ini menjadi impor beras pertama dari Korea Selatan dalam lebih dari dua dekade, tepatnya sejak tahun 1999.

Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap melonjaknya harga beras domestik, yang telah memicu kekhawatiran di kalangan konsumen. Harga beras di Jepang telah mengalami kenaikan yang dramatis sejak tahun lalu, terutama disebabkan oleh penurunan produksi akibat cuaca buruk pada tahun 2023.

Menurut laporan dari NHK, langkah awal impor dari Korea Selatan mencakup dua ton beras yang dijual melalui platform daring dan supermarket. Pemerintah berencana untuk mengimpor 20 ton beras tambahan dalam waktu dekat. Kementerian Pertanian Jepang mencatat bahwa harga beras seberat 5 kilogram telah mencapai 4.214 yen pada awal April 2025, lebih dari dua kali lipat dibandingkan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan harga yang tajam ini telah mendorong pemerintah untuk melepaskan sebagian dari cadangan beras nasional. Bulan lalu, sebanyak 210.000 ton beras dari cadangan diturunkan dengan tujuan untuk menstabilkan harga. Pelepasan cadangan beras ini merupakan langkah yang jarang diambil, biasanya hanya dilakukan dalam situasi bencana alam atau gagal panen besar. Intervensi ini menunjukkan betapa seriusnya situasi distribusi beras di Jepang.

Cadangan beras Jepang telah berkurang setelah cuaca panas ekstrem berdampak buruk pada panen tahun 2023. Penurunan stok juga disebabkan oleh peningkatan permintaan akibat lonjakan sektor pariwisata. Selain itu, aksi pembelian panik (panic buying) yang dipicu oleh peringatan topan dan gempa bumi juga telah mengganggu pasokan beras, memaksa beberapa peritel untuk menerapkan pembatasan pembelian.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi beras di Jepang:

  • Cuaca buruk pada tahun 2023 yang menyebabkan gagal panen.
  • Kenaikan permintaan akibat sektor pariwisata.
  • Aksi panic buying akibat bencana alam.