Performa Industri Motor Kuartal I 2025: Ekspor Menggeliat, Pasar Domestik Menciut
Kinerja industri sepeda motor di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan dinamika yang menarik. Data terbaru mengungkap adanya disparitas antara performa ekspor yang menggembirakan dengan penjualan domestik yang justru mengalami kontraksi.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat bahwa ekspor motor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) mencapai 134.775 unit selama periode Januari hingga Maret 2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sekitar 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebanyak 117.205 unit. Kenaikan ekspor ini menjadi angin segar bagi industri otomotif di tengah tantangan ekonomi global.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, mengungkapkan bahwa tujuan ekspor utama adalah negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia lainnya, serta beberapa negara di Eropa. Meskipun ekspor menunjukkan tren positif, AISI tetap memberikan perhatian khusus pada kondisi pasar domestik yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan.
Di sisi lain, penjualan sepeda motor di pasar domestik pada Maret 2025 tercatat sebanyak 541.684 unit. Jika diakumulasikan sejak awal tahun, total penjualan mencapai 1.683.262 unit. Angka ini mengalami penurunan sekitar 3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mencatatkan penjualan sebanyak 1.735.090 unit. Penurunan ini menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri, karena pasar domestik merupakan tulang punggung penjualan sepeda motor di Indonesia.
Menurut Sigit Kumala, penurunan penjualan domestik ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu pelemahan daya beli masyarakat dan pengetatan kebijakan kredit dari lembaga pembiayaan. Kondisi ekonomi yang belum stabil membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian barang-barang konsumsi, termasuk sepeda motor. Selain itu, lembaga pembiayaan juga menjadi lebih selektif dalam memberikan kredit, sehingga mempersulit masyarakat untuk membeli sepeda motor secara kredit.
AISI sebelumnya memproyeksikan penjualan sepeda motor tahun 2025 berada di kisaran 6,4 juta hingga 6,7 juta unit. Namun, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini, termasuk pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, AISI membuka kemungkinan untuk merevisi target tersebut. Revisi target ini menunjukkan bahwa industri sepeda motor Indonesia harus menghadapi tantangan yang lebih berat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sementara itu, sektor motor listrik juga mengalami tantangan tersendiri. Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, mengungkapkan bahwa realisasi penjualan motor listrik pada kuartal I-2025 baru mencapai 20 hingga 30 persen dibandingkan dengan penjualan tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa pasar motor listrik di Indonesia masih belum berkembang secara signifikan.
Budi Setiyadi menjelaskan bahwa target penjualan 200.000 unit motor listrik sangat bergantung pada adanya program bantuan pembelian dari pemerintah. Namun, hingga saat ini, program tersebut masih belum jelas, sehingga masyarakat cenderung menunggu dan menahan pembelian. Ketidakpastian ini membuat Aismoli sulit untuk memprediksi perkembangan pasar motor listrik di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengumumkan bahwa pemerintah akan memperpanjang insentif pembelian motor listrik sebesar Rp 7 juta per unit. Namun, realisasi kebijakan ini masih belum jelas, sehingga masyarakat masih menunggu kepastian. Aismoli pun menagih kejelasan mengenai detail skema pemberian insentif, karena insentif dari pemerintah memiliki dampak signifikan terhadap penjualan motor listrik, dengan kontribusi mencapai 70 persen hingga 80 persen dari total penjualan.
Berikut point-point penting dalam berita ini:
- Ekspor motor CBU naik 15% pada kuartal I 2025.
- Penjualan motor domestik turun 3% pada periode yang sama.
- Penyebab penurunan penjualan domestik adalah pelemahan daya beli dan pengetatan kredit.
- Target penjualan motor 2025 kemungkinan akan direvisi.
- Penjualan motor listrik masih belum signifikan dan bergantung pada insentif pemerintah.
- Aismoli menagih kejelasan mengenai skema insentif motor listrik.
Dengan dinamika yang kompleks ini, industri sepeda motor Indonesia perlu beradaptasi dan mencari strategi baru untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang tepat agar industri ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.