Perpindahan Lokasi Kremasi Murdaya Poo: Dari Penolakan Warga ke Bukit Dagi Borobudur

MAGELANG - Rencana kremasi pengusaha terkemuka, Murdaya Widyawimarta Poo, yang lebih dikenal sebagai Murdaya Poo, mengalami perubahan lokasi. Semula direncanakan di lahan milik keluarga di Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, prosesi pembakaran jenazah tersebut kini dialihkan ke Bukit Dagi, yang terletak di dalam kompleks Taman Wisata Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Perubahan ini dipicu oleh penolakan yang disampaikan oleh warga Dusun Ngaran II terhadap penggunaan lahan di dekat Graha Padmasambawa sebagai tempat kremasi. Maryoto, Kepala Dusun Ngaran I dan II, menegaskan bahwa penolakan warga bersifat mutlak dan tidak mempertimbangkan bentuk kompromi apapun.

Prajna Murdaya, putra mendiang Murdaya Poo, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan PT Taman Wisata Borobudur (TWB) terkait perizinan dan aspek teknis pelaksanaan kremasi di Bukit Dagi. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh pihak TWB. “Kami lagi bahas dengan mereka (PT TWB). Mereka sampai sekarang dukung kami,” ujar Prajna di Vihara Griya Vipasana Avalokitesvara Mendut, Selasa (22/4/2025).

Keluarga Murdaya Poo merasa bersyukur karena prosesi kremasi dapat dilaksanakan di lingkungan Candi Borobudur, sebuah lokasi yang dianggap tidak akan mengganggu aktivitas dan aksesibilitas masyarakat setempat. Ridwan Abdilah Fauzi, Kepala Divisi Manajemen Stakeholder & Legal PT Taman Wisata Borobudur, membenarkan bahwa diskusi intensif terkait teknis pelaksanaan kremasi masih terus berlangsung.

Jenazah Murdaya Poo telah tiba di Vihara GVA Mendut sejak 14 April dan disemayamkan di sana hingga tanggal 6 Mei 2025. Kremasi dijadwalkan pada 7 Mei 2025. Berikut Rinciannya:

  • Tanggal Kedatangan Jenazah: 14 April 2025
  • Lokasi Persemayaman: Vihara GVA Mendut (hingga 6 Mei 2025)
  • Tanggal Kremasi: 7 Mei 2025
  • Lokasi Kremasi: Bukit Dagi, Kompleks Taman Wisata Borobudur

Perubahan lokasi kremasi ini menjadi sorotan, mengingat sosok Murdaya Poo yang dikenal luas sebagai pengusaha sukses dan tokoh masyarakat. Penolakan warga dan upaya keluarga untuk mencari solusi alternatif menunjukkan dinamika kompleks dalam penyelenggaraan acara keagamaan dan penghormatan terakhir bagi tokoh penting di tengah masyarakat.