Dampak Kebijakan Tarif: Trump Bertemu Raksasa Ritel AS di Tengah Kekhawatiran Inflasi
markdown Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumpulkan para pemimpin dari perusahaan ritel ternama seperti Walmart, Home Depot, Lowe's, dan Target di Gedung Putih. Pertemuan tingkat tinggi ini difokuskan pada potensi dampak dari penerapan tarif resiprokal terhadap perdagangan, sebuah kebijakan yang dikhawatirkan dapat memicu kenaikan biaya produk impor.
Perusahaan ritel besar AS seperti Walmart dan Target sangat bergantung pada rantai pasokan global, khususnya impor barang. Potensi penerapan tarif hingga 145% terhadap produk dari China menimbulkan kekhawatiran serius. Kekhawatiran ini muncul di tengah kondisi ekonomi yang sudah terbebani oleh inflasi yang berkepanjangan, sehingga berpotensi memperparah tekanan finansial pada konsumen Amerika.
Seorang juru bicara Walmart menyampaikan apresiasi atas kesempatan untuk berdialog dengan Presiden Trump dan timnya, serta berbagi perspektif mengenai isu-isu krusial. Pertemuan ini menjadi yang pertama bagi CEO Walmart, Doug McMillon, dengan Trump sejak menjabat.
Perwakilan dari Home Depot menggambarkan pertemuan tersebut sebagai sesi yang informatif dan konstruktif. CEO Target, Brian Cornell, juga mengkonfirmasi kehadirannya, menegaskan komitmen perusahaan untuk membahas strategi perdagangan ke depan. Sementara itu, Lowe's belum memberikan pernyataan resmi terkait pertemuan tersebut.
Ketidakpastian seputar kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah menciptakan gejolak di berbagai sektor industri dan mengguncang pasar saham AS selama beberapa minggu terakhir. Sentimen pasar semakin diperburuk oleh pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang memperingatkan tentang risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan inflasi.
Pasar AS mengalami aksi jual yang signifikan, sementara obligasi Treasury 10 tahun dan nilai dolar AS juga mengalami tekanan. Langkah-langkah tarif baru yang diumumkan oleh Trump pada awal April, yang kemudian ditangguhkan sementara selama 90 hari (kecuali untuk China), semakin menambah ketidakpastian.
Laporan internal perusahaan menunjukkan bahwa lebih dari separuh impor Walmart dan Target berasal dari China. Home Depot dan Lowe's juga memiliki ketergantungan yang signifikan pada impor dari negara tersebut. Analis memperingatkan bahwa perusahaan ritel dapat menghadapi tekanan besar pada margin keuntungan mereka sebagai akibat dari penerapan tarif.
Performa saham Walmart menunjukkan kenaikan tipis kurang dari 2% sepanjang tahun 2025. Sementara itu, perusahaan ritel lainnya mencatatkan kerugian yang lebih besar. Target mengalami penurunan nilai saham paling signifikan, yakni sebesar 32% sepanjang tahun ini. Kondisi ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak kebijakan tarif terhadap kinerja perusahaan ritel.