Gorontalo Optimistis Realisasikan Sekolah Rakyat pada Tahun Mendatang
Pemerintah Provinsi Gorontalo menunjukkan keseriusan dalam mewujudkan program Sekolah Rakyat dengan menargetkan dimulainya pembangunan pada tahun mendatang. Hal ini disampaikan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, usai mengikuti rapat koordinasi yang diinisiasi oleh Menteri Dalam Negeri melalui platform Zoom Meet. Fokus utama saat ini adalah pemenuhan kebutuhan lahan yang menjadi salah satu syarat utama pendirian sekolah.
Gusnar Ismail menjelaskan bahwa dari 53 daerah yang telah ditetapkan pada tahun ini, Gorontalo belum termasuk di dalamnya. Namun, ia optimis bahwa dengan upaya pemenuhan lahan, Gorontalo dapat segera bergabung dalam program ini. Pemerintah Provinsi Gorontalo telah mengusulkan tiga lokasi potensial sebagai tempat pembangunan Sekolah Rakyat, meskipun detail lokasi tersebut belum diumumkan secara rinci.
Kementerian Sosial menetapkan persyaratan luas lahan minimal antara 5 hingga 10 hektare untuk setiap sekolah. Saat ini, lahan yang tersedia di Gorontalo masih di bawah persyaratan tersebut, namun Pemerintah Provinsi berkomitmen untuk menambah luas lahan yang dibutuhkan. Gusnar Ismail juga telah berkomunikasi dengan Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, untuk membahas rencana ini dan mengundang beliau untuk meninjau langsung lokasi pembangunan di Gorontalo.
Sekolah Rakyat ini akan diprioritaskan bagi anak-anak usia sekolah dari keluarga dengan kondisi ekonomi miskin ekstrem. Data dari Kementerian Sosial menunjukkan bahwa Gorontalo memiliki sekitar 88 ribu jiwa penduduk miskin ekstrem, dengan potensi calon peserta didik yang cukup besar, meliputi:
- 14.394 jiwa usia SD
- 7.840 jiwa usia SMP
- 7.858 jiwa usia SMA
Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial telah mengoordinasikan rencana pembangunan Sekolah Rakyat ini, meminta dukungan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia dalam hal penyediaan lahan, perizinan, serta penyiapan guru dan tenaga pendidik. Sekolah Rakyat merupakan program unggulan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Sekolah ini akan dibangun dengan model berasrama dan akan diimplementasikan secara bertahap di 53 lokasi di seluruh Indonesia.