Wafat di Usia 88 Tahun, Paus Fransiskus Dikenang Sebagai Sosok Humanis dan Pembangun Toleransi

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, telah berpulang pada usia 88 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, termasuk organisasi Islam terkemuka di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (PBNU). Kedua organisasi ini mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang gigih memperjuangkan perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan kenangannya saat bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada 24 Februari 2024. Pertemuan tersebut terjadi dalam rangka penerimaan Zayed Award for Human Fraternity. Haedar menggambarkan Paus Fransiskus sebagai pribadi yang penuh persaudaraan, penyantun, dan memiliki selera humor yang hangat. Ia juga menyoroti slogan Paus Fransiskus, "Miserando atque eligendo" yang berarti "Rendah Hati dan Terpilih," sebagai cerminan kesederhanaan dan kerendahan hatinya.

Haedar Nashir menambahkan bahwa Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh inklusif yang selalu menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua. Bersama dengan Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad At-Thayib, Paus Fransiskus menjadi penerima pertama Zayed Award. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama juga menerima penghargaan serupa pada tahun 2024, yang membuka jalan bagi pertemuan mereka dengan Paus di Vatikan dan Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi. Haedar Nashir menyatakan bahwa dunia telah kehilangan seorang tokoh dan pemimpin utama Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk kemanusiaan, toleransi, kasih sayang, dan perdamaian dunia. Ia berharap inspirasi dan jejak Paus Fransiskus dapat mendorong terciptanya tatanan dunia yang lebih damai.

Ketua PBNU, Fahrur Rozi, atau yang akrab disapa Gus Fahrur, juga menyampaikan duka mendalam atas kepergian Paus Fransiskus. Ia menyatakan bahwa dunia akan selalu mengenang Paus Fransiskus sebagai tokoh toleransi antarumat beragama, pembawa pesan perdamaian dan persatuan, serta pendorong dialog antaragama untuk menciptakan kehidupan bersama yang harmonis. Gus Fahrur menekankan bahwa Paus Fransiskus bukan hanya menjadi teladan bagi umat Katolik, tetapi juga bagi umat beragama lainnya, karena sikapnya yang penuh kasih.

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4) pukul 7.35 pagi waktu setempat. Kabar duka ini disampaikan oleh Vatikan, sehari setelah Paus Fransiskus muncul di Saint Peter's Square pada Minggu (20/4) saat Paskah. Dalam pesan Paskahnya, Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menyampaikan kedekatannya dengan penderitaan seluruh rakyat Israel dan Palestina.