Investigasi Keracunan Massal di Klaten: Air Minum Terkontaminasi E. Coli Terdeteksi
Penyelidikan mendalam terhadap kasus keracunan massal yang terjadi di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, mengungkap temuan penting dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Sampel air minum yang dikonsumsi dalam acara halal bihalal, yang berujung pada insiden keracunan, terbukti mengandung bakteri Escherichia coli (E. Coli). Kehadiran bakteri ini menjadi titik fokus utama dalam upaya mengurai penyebab pasti tragedi tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Klaten, Hanung Sasmita Wibawa, mengonfirmasi temuan ini. Menurutnya, hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa air minum yang disajikan positif mengandung E. Coli dan Coliform. Kontaminasi bakteri E. Coli pada air minum dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk diare, mual, dan muntah, gejala yang dialami oleh sebagian besar korban keracunan.
Sementara itu, sampel makanan yang turut disajikan dalam acara pentas wayang kulit masih dalam proses pengujian di laboratorium kesehatan provinsi. Pemeriksaan awal secara kimiawi menunjukkan hasil negatif untuk kandungan arsen dan sianida. Namun, identifikasi keberadaan mikroorganisme masih membutuhkan waktu karena proses perkembangbiakan bakteri memerlukan waktu 5 hingga 10 hari. Dengan demikian, diagnosis akhir mengenai penyebab keracunan belum dapat dipastikan hingga hasil laboratorium lengkap diperoleh.
Lebih lanjut, Hanung menyoroti kualitas air yang kurang memadai di lokasi acara. Meskipun demikian, upaya untuk melacak sumber kontaminasi, seperti jarak antara sumur air dan septic tank, belum membuahkan hasil. Pemilik lahan belum memberikan informasi yang jelas mengenai lokasi septic tank, sehingga sulit untuk memastikan apakah jarak minimal 10 meter telah terpenuhi. Meskipun demikian, hasil lab yang menyatakan positif E. Coli pada air minum menjadi bukti krusial dalam penyelidikan ini.
Insiden keracunan massal ini terjadi setelah warga Desa Karangturi menghadiri pentas wayang kulit dalam rangka halal bihalal pada Sabtu, 12 April 2025. Beberapa saat setelah menyantap hidangan yang disajikan, puluhan warga mengalami gejala keracunan. Tragisnya, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian ini.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengkategorikan kasus keracunan massal di Gantiwarno sebagai kejadian luar biasa mengingat jumlah korban yang signifikan. Namun, ia juga menekankan bahwa penanganan cepat telah dilakukan, sehingga diharapkan kasus ini dapat segera diselesaikan.
Berikut adalah poin-poin penting yang menjadi fokus dalam investigasi:
- Kontaminasi E. Coli: Keberadaan bakteri E. Coli dalam air minum menjadi indikasi kuat penyebab keracunan.
- Uji Laboratorium Makanan: Hasil uji mikrobiologi pada sampel makanan masih ditunggu untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan potensi kontribusi makanan terhadap keracunan.
- Kualitas Air: Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi air, termasuk potensi pencemaran dari septic tank.
- Penanganan Cepat: Upaya penanganan medis yang cepat oleh pemerintah daerah diharapkan dapat meminimalkan dampak buruk dari keracunan massal ini.
- Investigasi Mendalam: Proses investigasi masih berlangsung untuk mengungkap penyebab pasti keracunan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.