Inovasi Medis: Kukang di Kebun Binatang Chester Sukses Jalani Operasi Gigi Langka
Sebuah tonggak sejarah dalam dunia kedokteran hewan telah dicapai di Kebun Binatang Chester, Inggris, dengan suksesnya operasi gigi yang dijalani oleh seekor kukang bernama Rico. Prosedur ini diyakini sebagai yang pertama kalinya dilakukan pada spesies tersebut untuk mengatasi masalah sakit gigi yang dideritanya.
Tim dokter hewan dari Kebun Binatang Chester berkolaborasi dengan para ahli gigi dari Universitas Newcastle untuk melakukan operasi yang kompleks ini. Rico, seekor kukang berusia 25 tahun, menunjukkan gejala pembengkakan pada wajahnya, yang kemudian diketahui disebabkan oleh dua abses di akar giginya. Mengingat anatomi gigi kukang yang unik, tim medis menghadapi tantangan signifikan dalam merencanakan dan melaksanakan operasi.
Dr. Fiona Beddis, seorang dokter gigi yang terlibat dalam operasi, menyatakan bahwa prosedur ini merupakan pengalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tim dari Universitas Newcastle belum pernah melakukan perawatan serupa pada kukang, menjadikan operasi ini sebagai sebuah inovasi. Meskipun demikian, mereka sangat gembira dengan keberhasilan operasi tersebut dan dampaknya terhadap kesehatan Rico.
Operasi yang berlangsung selama tiga jam ini berfokus pada pengangkatan jaringan yang terinfeksi di sekitar dua gigi Rico. Tidak seperti pencabutan gigi konvensional, para ahli bedah gigi memilih pendekatan yang berbeda, yaitu mengakses gigi dari bagian bawah. Prosedur ini melibatkan pemotongan ujung akar gigi dan menutupnya dengan semen khusus untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Dr. Dave Edwards dari Universitas Newcastle menekankan betapa menantangnya menangani kukang karena anatomi mereka yang khusus, namun ia juga mengakui nilai pengalaman yang diperoleh dari operasi ini.
Dr. Charlotte Bentley, dokter hewan di Kebun Binatang Chester, menjelaskan bahwa gigi yang dioperasi adalah gigi geraham yang memiliki struktur sangat khusus dan tajam. Perbedaan signifikan antara gigi kukang dan manusia membuat perawatan gigi menjadi tantangan tersendiri. Meskipun kedua gigi yang terinfeksi tidak dapat diselamatkan, kabar baiknya adalah bahwa tidak ada tanda-tanda abses kembali setelah operasi, dan hasil rontgen terbaru menunjukkan bahwa tambalan gigi tetap berada di tempatnya.
Setelah operasi, Rico terus dipantau secara berkala oleh tim medis kebun binatang. Penjaga Rico, Brittany Williams, menyatakan bahwa pemulihan Rico berjalan lambat, tetapi ia senang bekerja dengan kecepatan yang sesuai dengan kebutuhan kukang tersebut.
Kukang berjari dua, seperti Rico, dapat ditemukan di seluruh Amerika Selatan. Sayangnya, populasi mereka terancam oleh hilangnya habitat, deforestasi, dan perburuan ilegal untuk perdagangan satwa liar. Kebun Binatang Chester aktif berpartisipasi dalam program pembiakan konservasi untuk melindungi spesies ini di seluruh Eropa.
Keberhasilan operasi gigi Rico menjadi bukti komitmen Kebun Binatang Chester dan para ahli dari Universitas Newcastle terhadap kesejahteraan hewan dan konservasi spesies yang terancam punah. Kisah Rico menginspirasi dan menyoroti pentingnya inovasi dalam kedokteran hewan untuk memberikan perawatan terbaik bagi semua makhluk hidup.