Eksperimen Digital: ChatGPT Ubah Hewan Peliharaan Jadi Figur Manusia, Antara Kelucuan dan Keanehan

Demam kecerdasan buatan (AI) terus berlanjut, kali ini dengan tren unik yang melibatkan hewan peliharaan. Sejak kemunculan fitur generator gambar pada ChatGPT, pengguna berlomba-lomba mengeksplorasi kemampuan AI ini, salah satunya dengan mengubah hewan peliharaan menjadi sosok manusia.

Fenomena ini membanjiri berbagai platform media sosial, di mana warganet ramai-ramai memamerkan hasil kreasi mereka. Prosesnya terbilang sederhana: pengguna mengunggah foto hewan kesayangan mereka ke ChatGPT, lalu memberikan perintah spesifik untuk mengubah hewan tersebut menjadi manusia. Beberapa pengguna bahkan menambahkan instruksi agar elemen lain dalam foto tetap dipertahankan, sehingga hanya transformasi hewani ke manusia yang terjadi.

Hasilnya? Campuran antara kekaguman dan keheranan. Beberapa gambar menampilkan transformasi yang cukup realistis dan bahkan lucu, di mana hewan peliharaan seolah memiliki kepribadian manusia. Namun, ada juga yang menghasilkan figur yang tampak aneh dan bahkan sedikit menakutkan. Ekspresi wajah hewan yang diubah menjadi manusia terkadang terlihat tidak wajar, menciptakan kesan yang kurang nyaman bagi sebagian orang.

Reaksi terhadap tren ini pun beragam. Ada yang menganggapnya sebagai hiburan semata, sebuah cara kreatif untuk melihat hewan peliharaan dalam perspektif yang berbeda. Di sisi lain, ada yang merasa terganggu dengan representasi manusiawi dari hewan, menganggapnya sebagai bentuk distorsi realitas yang tidak perlu. Seorang penulis teknologi bahkan mengungkapkan perasaannya yang campur aduk ketika melihat gambar anjingnya yang diubah menjadi sosok pria dewasa yang duduk di kursi favoritnya.

Terlepas dari pro dan kontra, tren ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh AI dalam mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Kemampuan ChatGPT untuk menghasilkan gambar dari teks telah membuka pintu bagi berbagai eksperimen kreatif, termasuk mengubah hewan peliharaan menjadi manusia. Apakah tren ini akan bertahan lama atau hanya menjadi sensasi sesaat, waktu yang akan menjawab. Yang jelas, fenomena ini telah memicu perdebatan menarik tentang etika, estetika, dan potensi AI dalam membentuk persepsi kita tentang realitas.