Stadion BJ Habibie Dikritik Keras Jelang Laga PSM vs Persebaya: Munster Sorot Standar Keselamatan dan Infrastruktur yang Tak Memenuhi Syarat

Stadion BJ Habibie Menuai Kritik Pedas Jelang Laga PSM vs Persebaya

Pertandingan Liga 1 2024-2025 antara PSM Makassar dan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare pada Jumat, 7 Maret 2025, telah menjadi sorotan bukan hanya karena tensi pertandingan yang tinggi, namun juga karena kondisi stadion yang menuai kritik pedas dari pelatih Persebaya, Paul Munster. Munster secara tegas menyatakan bahwa kondisi stadion yang baru saja direnovasi jauh dari standar keamanan dan keselamatan yang seharusnya dipenuhi sebuah venue pertandingan sepak bola profesional.

Munster menekankan bahwa permasalahan infrastruktur di Stadion BJ Habibie bukanlah hal baru. Ia bahkan menyebut bahwa kondisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa adanya perbaikan signifikan. Hal ini, menurutnya, merupakan masalah yang memalukan dan tidak seharusnya dibiarkan berlanjut. Ia bahkan menyinggung kritikan serupa yang pernah dilontarkan oleh mantan pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, beberapa waktu lalu, yang menurut Munster, sama sekali tidak membuahkan perubahan berarti hingga saat ini.

"Ini bukan hanya soal pertandingan. Kondisinya tidak memenuhi standar kesehatan dan keselamatan. Laga ini seharusnya tidak dimainkan di sini. Tidak seharusnya dimainkan," tegas Munster, menggambarkan keprihatinannya terhadap kondisi stadion tersebut. Ia menambahkan, "Sekarang sudah 2025, dan masalahnya masih sama. Ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Kita semua harus merasa malu akan hal ini. Kita seharusnya tidak menerima situasi ini. Baik pemain, staf, maupun semua yang terlibat. Kita seharusnya tidak menerima situasi seperti ini. Ini tidak boleh diterima." Pernyataan tersebut memperlihatkan betapa seriusnya masalah ini dan betapa kecewanya Munster dengan kondisi yang ada.

Tantangan di Luar Lapangan:

Meskipun menghadapi tantangan besar terkait kondisi stadion, Persebaya tetap berkomitmen untuk memberikan penampilan terbaik. Munster mengakui bahwa pertandingan melawan PSM akan menjadi laga yang sulit, terlepas dari absennya beberapa pemain kunci PSM seperti Yuran Fernandes dan tanpa didampingi pelatih kepala Bernardo Tavares. Ia juga menegaskan bahwa semua pertandingan di Liga 1 Indonesia memiliki tingkat kesulitannya masing-masing.

Kekurangan pemain di kubu Persebaya sendiri juga menjadi tantangan tersendiri. Kadek Raditya dan Malik Risaldi masih belum pulih dari cedera, sementara Toni Firmansyah harus menjalani hukuman skorsing. Meski demikian, Munster memastikan bahwa timnya akan menurunkan formasi terbaik yang tersedia untuk meraih hasil maksimal dan tetap menjaga peluang untuk bersaing di papan atas klasemen Liga 1 2024-2025. Saat ini Persebaya berada di posisi ketiga klasemen sementara dengan raihan 44 poin.

Kesimpulan:

Kritikan pedas Paul Munster terhadap Stadion BJ Habibie telah menyoroti masalah krusial terkait standar keselamatan dan infrastruktur di stadion sepak bola Indonesia. Pernyataan tersebut bukan hanya kritik terhadap stadion, namun juga sebuah panggilan untuk perbaikan menyeluruh demi menjamin keselamatan dan kenyamanan bagi seluruh stakeholder dalam dunia sepak bola Indonesia. Pernyataan Munster juga menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kualitas infrastruktur sebagai penunjang penyelenggaraan pertandingan sepak bola profesional.