Indonesia Genjot Ekspor Produk Unggas Olahan ke Pasar Global, Oman dan Singapura Jadi Tujuan Utama

Indonesia terus memperluas jangkauan ekspor produk olahan unggas ke pasar internasional, dengan Oman dan Singapura menjadi destinasi utama. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, PT. Malindo Food Delight telah berhasil melakukan ekspor senilai US$ 59.000 atau setara dengan Rp 995,6 juta.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa keberhasilan ekspor ini membuktikan kualitas produk olahan unggas Indonesia yang mampu bersaing di pasar global, terutama di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara. "Ini adalah pencapaian yang membanggakan, menunjukkan kemampuan industri dalam negeri dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi yang berdaya saing global," ujarnya.

Ekspor perdana ke Oman mencapai 6 ton, dengan volume yang sama juga diekspor ke Singapura. Pelepasan ekspor secara simbolis dilakukan di kantor PT Malindo Food Delight, Cikarang, Jawa Barat, pada hari Jumat.

Langkah ekspor ini merupakan implementasi dari arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk memperkuat penetrasi pasar luar negeri, khususnya bagi produk peternakan yang mengalami surplus produksi. Pemerintah mendorong pelaku industri untuk menjadikan ekspor sebagai strategi utama dalam menjaga stabilitas harga di dalam negeri sekaligus meningkatkan devisa negara.

"Ekspor ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri Pertanian agar produk peternakan yang surplus, terutama daging ayam dan telur, dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar ekspor. Ini bukan hanya solusi atas kelebihan produksi, tetapi juga peluang untuk memperkenalkan kualitas unggas Indonesia ke pasar global," tambah Agung.

Direktur PT. Malindo Food Delight, Rewin Hanrahan, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, dalam proses ekspor ini. "Kami berterima kasih kepada pemerintah atas dukungan penuh yang diberikan selama proses ekspor ini. Ke depannya, kami akan fokuskan kembali produk kami ke negara-negara Timur Tengah. Kami berharap dapat menembus pasar Uni Arab Emirat dan Arab Saudi," ungkap Rewin.

Shihab Yousaf, perwakilan pembeli produk dari PT. Yas Exports International, mengungkapkan kepuasannya terhadap kualitas produk olahan unggas Indonesia. "Produk dari Indonesia sangat sesuai dengan standar dan preferensi pasar kami. Produk olahan unggas yang halal dari Indonesia lebih diterima di pasar Timur Tengah. Kami melihat potensi besar dari kerja sama ini dan berharap dapat terus meningkatkan volume impor ke depannya," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Pertanian, nilai ekspor komoditas peternakan Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai US$ 1,354 juta atau sekitar Rp 22 triliun, dengan pertumbuhan volume sebesar 4,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Khusus ekspor unggas, nilai ekspor tahun 2024 mencapai US$ 16,8 juta, meningkat 145% dari tahun 2023.

Pemerintah terus mendorong pelaku industri peternakan untuk memanfaatkan peluang ekspor dan memperluas pasar internasional. Selain itu, pemerintah juga membuka peluang investasi sapi pedaging serta sapi perah sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi daging sapi dan susu nasional.

Daftar Negara Tujuan Ekspor Olahan Unggas Indonesia:

  • Oman
  • Singapura

Fokus Ekspor Kedepan:

  • Uni Emirat Arab
  • Arab Saudi