Sendratari "Habis Gelap Terbitlah Terang" Meriahkan Peringatan Hari Kartini
Memperingati Hari Kartini, sebuah pertunjukan sendratari bertajuk "Habis Gelap Terbitlah Terang" akan digelar pada 20 April mendatang. Pementasan ini menjanjikan perpaduan harmonis antara seni tari klasik dan modern, serta sentuhan budaya Argentina.
Pertunjukan berdurasi 90 menit ini akan menampilkan beragam gaya tari, termasuk Bedhaya yang anggun dari Adicipta Paundrakarna Production di bawah arahan GPH Paundrakarna JS, tari kontemporer yang dinamis, tari modern yang inovatif, hingga tango khas Argentina yang penuh gairah. Ratih Soe, produser dan penggagas acara, mengungkapkan bahwa konsep "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang sukses digelar tahun lalu di Komunitas Salihara kembali diusung pada pementasan kali ini.
"Persiapan untuk kolaborasi tahun ini memakan waktu yang cukup lama. Kami ingin memperkuat perpaduan antara tari Jawa, kontemporer, dan tango, sehingga saya sebagai penari tango turut memasukkan unsur tarian tersebut ke dalam alur cerita," ujar Ratih Soe saat diwawancarai di Rumah Alexandra, Kemang, Jakarta Selatan.
Judul pertunjukan ini terinspirasi dari buku kumpulan surat RA Kartini, yang menjadi sumber inspirasi bagi tim Ratih Soe dan para kolaborator. Semangat Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita menjadi landasan utama pementasan ini. "Konsepnya tetap sama, yaitu women support women. RA Kartini pada masanya tidak memiliki kebebasan untuk memilih. Dengan semangat Kartini, kami ingin menyampaikan bahwa wanita berhak memilih jalan hidupnya tanpa paksaan," jelasnya.
Denny Malik, koreografer sekaligus sutradara, menambahkan bahwa "Habis Gelap Terbitlah Terang" kali ini akan berbeda dari tahun sebelumnya. "Hampir 80% pertunjukan ini adalah tarian, sehingga tepat disebut sebagai sendratari. Tarian akan menjadi fokus utama," terang Denny Malik.
Denny Malik juga memastikan bahwa pakem tari Bedhaya akan tetap dijaga meskipun dikemas secara kontemporer. "Tantangan saya adalah menggabungkan tari tradisional klasik dengan elemen kontemporer dan modern. Di Indonesia, ini dikenal sebagai koreografi. Tidak akan ada dialog dalam pementasan ini. Kesedihan, kemarahan, keinginan, hasrat, semuanya akan diungkapkan melalui gerakan tari," jelasnya.
Pementasan ini melibatkan kolaborasi antara budaya Indonesia dan Argentina, didukung oleh tim kreatif yang solid. Roedyanto bertindak sebagai direktur musik, Aag Rai B sebagai penulis naskah, dan dimeriahkan oleh Denny Malik Contemporary Dancer, Adicipta Paundrakarna Production, Indonesian Tango Dancer, dan para penari lainnya. Pertunjukan ini diharapkan dapat menjadi persembahan yang istimewa dalam rangka merayakan Hari Kartini.