Kementerian Pertahanan: Pembentukan 500 Batalyon Pembangunan Teritorial Membutuhkan Proses Bertahap

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menegaskan bahwa rencana ambisius pembentukan 500 batalyon pembangunan teritorial tidak akan terealisasi dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas, dalam sebuah diskusi daring yang diselenggarakan oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS).

Frega menjelaskan bahwa proses pembentukan sebuah batalyon membutuhkan waktu dan persiapan yang matang. Saat ini, Kemenhan masih memfokuskan diri pada pembangunan 100 batalyon sebagai bagian dari upaya pengembangan kekuatan pertahanan nasional. Pernyataan ini muncul setelah Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin membahas rencana pembentukan 500 batalyon tersebut dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Brunei Darussalam, H.E Dato Paduka Seri Awang Haji Halbi bin Haji Mohd Yussof, pada tanggal 15 April 2025.

Lebih lanjut, Frega menguraikan bahwa batalyon-batalyon teritorial pembangunan ini tidak akan dibentuk dari satuan-satuan baru, melainkan akan merupakan gabungan dari kompi-kompi yang sudah ada. Batalyon-batalyon ini akan memiliki beragam kemampuan, tidak hanya kemampuan infanteri untuk bertempur. Kompi-kompi yang tergabung di dalamnya akan memiliki spesialisasi dalam mendukung pembangunan di wilayah masing-masing, termasuk dalam bidang konstruksi pembangunan zeni, pelayanan kesehatan, dan pengembangan pertanian.

Tujuan utama pembentukan batalyon teritorial pembangunan ini adalah untuk memastikan keamanan lumbung-lumbung logistik, terutama dalam situasi darurat seperti perang atau kondisi krisis lainnya. Frega mencontohkan, perubahan iklim merupakan tantangan serius terhadap ketahanan pangan, sehingga pengembangan kekuatan pertahanan yang mampu mendukung sektor pangan menjadi sangat penting.

"Selama beberapa tahun terakhir, kita sempat mengalami impor pangan dari luar negeri. Padahal, pangan adalah kebutuhan dasar. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, dampaknya bisa meluas ke berbagai bidang," ujar Frega.

Selain itu, Frega menekankan pentingnya unsur keamanan dalam setiap proses pembangunan, terutama di daerah-daerah yang rawan konflik. Pembangunan yang efektif memerlukan lingkungan yang aman dan stabil.

Berikut adalah beberapa fungsi dari kompi yang akan mendukung batalyon teritorial pembangunan:

  • Konstruksi Pembangunan Zeni: Mendukung pembangunan infrastruktur di daerah.
  • Kesehatan: Menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat.
  • Pertanian: Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Kemenhan untuk tidak hanya fokus pada pertahanan militer, tetapi juga pada pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan unsur-unsur pembangunan ke dalam struktur pertahanan, Kemenhan berharap dapat menciptakan kondisi yang lebih stabil dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Indonesia.