Gelombang Dukungan Mengalir, Relawan Jokowi Geram Atas Isu Ijazah Palsu
Polemik mengenai keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat, memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ). Mereka menyatakan kekecewaan mendalam atas tuduhan yang terus menerus dilontarkan terhadap kepala negara. AAJ menegaskan dukungan penuh kepada Jokowi untuk menempuh jalur hukum guna membersihkan nama baiknya dari fitnah yang beredar.
Wakil Sekretaris Jenderal AAJ, Ngatno, dalam pernyataan resminya, menyampaikan bahwa relawan tidak akan tinggal diam melihat Jokowi terus menerus menjadi sasaran hujatan dan fitnah, terutama yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Forum Pembela Ulama dan Aktivis (FPUA). AAJ memandang bahwa langkah hukum adalah cara yang tepat untuk merespons tudingan tidak berdasar tersebut.
"Kami mendukung sepenuhnya langkah Bapak Jokowi jika memang akan menempuh jalur hukum. Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah memberikan klarifikasi yang jelas, menyatakan bahwa ijazah Bapak Jokowi adalah asli. Seharusnya, hal ini tidak perlu lagi diperdebatkan," ujar Ngatno dengan nada tegas.
AAJ menekankan bahwa Jokowi memiliki hak yang sama di mata hukum dan mendorongnya untuk menggunakan hak tersebut. Pembentukan tim kuasa hukum oleh Jokowi dianggap sebagai sinyal yang jelas, dan AAJ menyatakan akan patuh pada instruksi yang diberikan.
Kegelisahan relawan AAJ terhadap kelompok yang terus menerus menyerang Jokowi semakin memuncak. Sebagai bentuk dukungan, ratusan relawan AAJ berkumpul di kediaman Jokowi di Sumber, Solo, pada hari Rabu, 15 Maret. Aksi spontan ini merupakan wujud solidaritas dan kecintaan relawan terhadap presiden.
"Kami tidak buta dan tidak tuli. Kami terus memantau perkembangan terkait isu ini. Kami menganggap tindakan kelompok pembenci sudah keterlaluan dan kehilangan akal sehat. Namun, kami di AAJ solid dan bergerak satu komando," tegas Ngatno.
Sekitar 300 personel AAJ dari Soloraya hadir dalam aksi tersebut. Sebenarnya, banyak relawan dari daerah lain seperti Banyumasan, Pantura Barat, dan Pantura Timur yang ingin bergabung, namun untuk sementara, AAJ Soloraya dianggap sudah cukup.
Sebelumnya, sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Pembela Ulama dan Aktivis (FPUA) mendatangi kediaman Jokowi di Sumber, Solo, pada hari Rabu, 15 April. Mereka membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala bertuliskan 'Adili Jokowi'.
Klarifikasi Universitas Gadjah Mada (UGM)
Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memberikan klarifikasi resmi terkait status akademik Joko Widodo. Wakil Rektor UGM, Prof. Wening Udasmoro, menegaskan bahwa Jokowi adalah lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985. Ijazah asli yang bersangkutan berada di tangan Jokowi.
Penjelasan ini disampaikan setelah UGM menerima perwakilan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang meminta klarifikasi mengenai keaslian ijazah Jokowi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Roy Suryo, Rismon Hasiholan, dan Tifauziyah, sementara Amien Rais turut hadir dalam aksi bersama massa TPUA.
Wening menegaskan bahwa UGM tidak berada dalam posisi membela pihak manapun. UGM hanya memberikan penjelasan berdasarkan dokumen yang dimiliki kampus, yang menunjukkan bahwa Jokowi adalah alumni UGM tahun 1985.
"Kami menjelaskan sebagai lembaga yang memiliki dokumen, apakah seseorang itu mahasiswa kami dulu atau bukan, dan lulus atau tidak. Joko Widodo lulus pada 5 November 1985, sesuai catatan di dokumen Fakultas Kehutanan," jelas Wening.
UGM memiliki bukti-bukti lengkap, termasuk salinan ijazah STTB (surat tanda tamat belajar) SMA, dokumen-dokumen lain, proses verbal saat ujian skripsi, dan bahkan salinan skripsi Jokowi.