Momentum Ramadan dan Idul Fitri Pacu Kinerja Penjualan Ritel Nasional
Momentum Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2025 memberikan dampak positif signifikan terhadap sektor ritel di Indonesia. Data terbaru menunjukkan adanya peningkatan permintaan masyarakat yang mendorong pertumbuhan penjualan eceran secara nasional.
Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2025 mencapai 218,5, mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan aktivitas konsumsi pada beberapa kelompok barang, di antaranya:
- Barang Budaya dan Rekreasi: Peningkatan ini mengindikasikan adanya peningkatan pengeluaran masyarakat untuk kegiatan hiburan dan rekreasi, seiring dengan suasana menyambut bulan Ramadan.
- Bahan Bakar Kendaraan Bermotor: Mobilitas masyarakat yang meningkat menjelang dan selama bulan Ramadan, baik untuk keperluan silaturahmi maupun berbelanja, turut mendongkrak penjualan bahan bakar.
- Subkelompok Sandang: Permintaan akan pakaian baru, baik untuk keperluan pribadi maupun sebagai hadiah, mengalami peningkatan signifikan seiring dengan tradisi menyambut Lebaran.
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Februari tercatat sebesar 3,3 persen, sebuah pemulihan yang menggembirakan setelah kontraksi sebesar 4,7 persen pada bulan sebelumnya. Selain kelompok barang yang telah disebutkan, pertumbuhan ini juga didukung oleh:
- Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau: Kebutuhan akan bahan pangan dan minuman meningkat pesat selama bulan Ramadan, baik untuk keperluan konsumsi sehari-hari maupun untuk persiapan hidangan berbuka puasa dan sahur.
Bank Indonesia memperkirakan tren positif ini akan berlanjut pada bulan Maret 2025, dengan proyeksi IPR mencapai 236,7. Proyeksi ini didasarkan pada ekspektasi peningkatan permintaan masyarakat selama bulan Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, serta strategi promosi dan diskon yang ditawarkan oleh para peritel.
Secara tahunan, pertumbuhan penjualan eceran pada Maret diperkirakan sebesar 0,5 persen, didukung oleh pertumbuhan pada kelompok-kelompok berikut:
- Suku Cadang dan Aksesori: Peningkatan ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perawatan kendaraan bermotor, seiring dengan persiapan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik.
- Barang Budaya dan Rekreasi: Permintaan akan barang-barang ini tetap tinggi selama bulan Ramadan dan Lebaran, seiring dengan peningkatan aktivitas hiburan dan rekreasi keluarga.
- Makanan, Minuman, dan Tembakau: Kelompok ini tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan penjualan ritel, seiring dengan tingginya permintaan selama bulan Ramadan dan Lebaran.
Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret diperkirakan tumbuh 8,3 persen, didorong oleh peningkatan penjualan pada:
- Peralatan Informasi dan Komunikasi: Peningkatan ini mengindikasikan adanya peningkatan pengeluaran masyarakat untuk perangkat komunikasi, seiring dengan kebutuhan untuk menjalin silaturahmi secara virtual.
- Makanan, Minuman dan Tembakau: Permintaan akan kelompok ini tetap tinggi selama bulan Ramadan dan Lebaran.
- Subkelompok Sandang: Permintaan akan pakaian baru tetap tinggi selama periode ini.
Dengan demikian, momentum Ramadan dan Idul Fitri terbukti menjadi katalisator penting bagi pertumbuhan sektor ritel di Indonesia, memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan.