IDI Jawa Barat Dukung Pencabutan Gelar Dokter Pelaku Pelecehan Seksual
Bandung – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat menyatakan dukungannya terhadap usulan pencabutan gelar akademik bagi dokter yang terbukti melakukan pelanggaran etika berat, termasuk pelecehan seksual. Langkah ini diusulkan sebagai respons atas kasus dugaan pelecehan oleh seorang dokter kandungan di Kabupaten Garut terhadap pasiennya selama pemeriksaan USG.
Ketua IDI Jawa Barat, Moh Luthfi, menegaskan bahwa sanksi tegas seperti pencabutan gelar diperlukan untuk menciptakan efek jera. "Pelanggaran etika berat, terutama yang menyangkut kepercayaan pasien, harus ditindak dengan serius. Institusi pendidikan sebagai pemberi gelar juga memiliki tanggung jawab moral dalam hal ini," ujarnya. Luthfi menambahkan bahwa profesi dokter, yang dibangun atas dasar sumpah, wajib menjaga integritas dan kepercayaan publik.
Berikut langkah-langkah yang sedang diambil oleh IDI Jawa Barat: - Investigasi Lapangan: Tim Majelis Kehormatan Etika Kedokteran telah dikerahkan untuk mengumpulkan fakta di lokasi kejadian. - Koordinasi dengan PB IDI: Hasil investigasi akan dilaporkan ke Pengurus Besar IDI untuk penentuan sanksi. - Sanksi Keanggotaan: Oknum dokter terancam dikeluarkan dari keanggotaan IDI jika terbukti bersalah.
Luthfi juga menyoroti dampak luas dari kasus ini terhadap reputasi profesi kedokteran. "Nila setitik rusak susu sebelanga. Tindakan segelintir oknum merugikan banyak dokter yang selama ini berdedikasi," tegasnya. Masyarakat diharapkan tetap percaya pada sistem pelayanan kesehatan, sementara IDI menjamin proses hukum dan etik akan berjalan transparan.