Tiga Korban Pembantaian KKB di Yahukimo Dimakamkan Setelah Proses Identifikasi Medis
Yahukimo – Tiga jenazah korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) akhirnya diserahkan kepada keluarga setelah melalui proses identifikasi forensik yang ketat. Penyerahan jenazah dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Selasa (15/4/2025).
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Republik Indonesia telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap ketiga jenazah tersebut. Dr. Glenn M. Nurtanyo, Direktur RSUD Dekai, menegaskan bahwa identitas korban telah terkonfirmasi secara resmi. Berikut rincian korban yang telah teridentifikasi:
- Sahar, berasal dari Desa Pasare Apua, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (lokasi kejadian di Area 33 penambangan emas Yahukimo).
- Saharudin, warga Desa Toddolimae, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (lokasi kejadian di Area Kepala Air Mumok).
- Haidil Isdar, berasal dari Kelurahan Boddie, Kecamatan Mandelle, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan (lokasi kejadian di Tanjung Pamali).
Proses pemakaman ketiga korban diputuskan untuk dilaksanakan di Yahukimo mengingat kondisi jenazah yang telah mengalami pembusukan lanjut. "Kondisi jenazah tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke daerah asal karena risiko kesehatan dan keamanan," jelas dr. Glenn. Ia menekankan bahwa keputusan ini murni berdasarkan pertimbangan medis untuk mencegah potensi penyebaran penyakit infeksius.
Selain jenazah, pihak keluarga juga menerima dokumen resmi berupa surat keterangan kematian dan berita acara serah terima. Proses pemakaman dijadwalkan berlangsung pada hari yang sama dengan penyerahan jenazah. "Kami berkoordinasi dengan keluarga untuk memastikan proses pemakaman berjalan dengan layak," tambah dr. Glenn.
Insiden pembunuhan terhadap 15 pendulang emas di sepanjang Sungai Silet, Yahukimo, pada awal April 2025 masih menyisakan duka mendalam. Aparat gabungan terus melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku dari KKB yang bertanggung jawab atas tragedi ini. Brigjen Pol. Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus ini. "Kami tidak akan berhenti sampai pelaku diadili," tegasnya.