Produksi Beras Indonesia di Kuartal I 2025: Rekor Tertinggi Tujuh Tahun Terakhir
Produksi Beras Indonesia di Kuartal I 2025: Rekor Tertinggi Tujuh Tahun Terakhir
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras pada kuartal pertama tahun 2025 akan mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Proyeksi ini didasarkan pada data sementara dan berpotensi mengalami revisi seiring dengan pemutakhiran data lapangan. Namun, berdasarkan data terkini, potensi produksi padi pada Januari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 24,22 juta ton gabah kering giling (GKG), sebuah angka yang signifikan dan menandai peningkatan sebesar 26,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan tren positif dalam sektor pertanian Indonesia.
Lebih rinci, BPS merinci proyeksi produksi padi sebagai berikut:
- Januari 2025: Diperkirakan mencapai 2,16 juta ton GKG, meningkat 42,32 persen dibandingkan Januari 2024.
- Februari-April 2025: Diperkirakan mencapai 22,06 juta ton GKG, meningkat 24,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selain peningkatan produksi, luas panen juga mengalami peningkatan yang signifikan. Luas panen padi pada Februari-April 2025 diperkirakan mencapai 4,14 juta hektar, meningkat 0,87 juta hektar (26,42 persen) dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Total luas panen pada Januari-April 2025 (sub-round 1) diperkirakan mencapai 4,56 juta hektar, meningkat 0,99 juta hektar (27,69 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan pemerintah yang mendukung peningkatan produksi dan kondisi cuaca yang mendukung aktivitas pertanian, terutama curah hujan yang memadai untuk memperluas areal tanam.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menekankan bahwa angka-angka ini masih bersifat sementara dan akan terus dievaluasi. Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo, memberikan apresiasi atas keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi beras. Ia menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem seperti El Nino, melalui berbagai program seperti distribusi pompa air, penyediaan benih unggul, dan distribusi alat mesin pertanian (Alsintan). Program-program tersebut, menurut Firman, merupakan implementasi nyata dari visi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Ia optimistis, dengan konsistensi dan dukungan anggaran yang memadai, swasembada pangan dapat segera terwujud. Ketahanan pangan Indonesia semakin diperkuat dengan capaian ini, terutama di tengah kondisi global yang diwarnai dengan ancaman krisis pangan di beberapa negara seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina. Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, telah mendistribusikan 63.000 pompa air untuk membantu petani menghadapi dampak El Nino. Langkah-langkah strategis ini menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan produksi beras di tengah tantangan cuaca ekstrim.
Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat di tengah gejolak perekonomian global.