Indonesia Tegaskan Konsistensi dalam Transisi Energi Berkelanjutan
Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen kuat negara dalam transisi energi berkelanjutan. Pernyataan ini disampaikan dalam pembukaan Global Hydrogen Ecosystem 2025 Summit & Exhibition di Jakarta International Convention Center (JCC), Selasa (15/4/2025). Acara ini menjadi bukti nyata langkah Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT), khususnya teknologi hidrogen sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Bahlil menekankan bahwa Indonesia tidak setengah-setengah dalam menjalankan komitmen Paris Agreement. Ia bahkan mempertanyakan konsistensi negara-negara inisiator perjanjian iklim tersebut. "Indonesia tidak perlu diragukan. Justru, pertanyakan komitmen negara-negara yang menggagas Paris Agreement. Kami telah konsisten menjalankan setiap tahapannya," tegasnya. Menurutnya, gelaran ini menandai babak baru Indonesia dalam memenuhi target pengurangan emisi karbon, meski banyak negara lain mulai menunjukkan ketidakkonsistenan.
Berikut beberapa langkah konkret Indonesia dalam transisi energi: - Pengembangan hidrogen hijau sebagai solusi energi bersih. - Pemanfaatan sumber daya alam melimpah seperti gas, batu bara, dan air untuk produksi energi terbarukan. - Integrasi kebijakan transisi energi dalam Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya program swasembada energi.
"Kekayaan alam Indonesia adalah anugerah yang harus dimanfaatkan secara bertanggung jawab. Hidrogen hijau adalah masa depan, dan kami memiliki semua sumber daya untuk mewujudkannya," tambah Bahlil. Proyek hidrogen ini dinilai strategis karena menggabungkan potensi lokal dengan teknologi rendah emisi, sekaligus menjawab tantangan global dalam mitigasi perubahan iklim.