TPA Manggar: Model Inovatif Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Balikpapan

Balikpapan – Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar di Kota Balikpapan kini menjadi sorotan nasional sebagai contoh pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LHK/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya kolaborasi multisektor dalam menangani persoalan sampah yang kian kompleks.

Selama kunjungan kerja, Hanif meninjau sejumlah fasilitas pengelolaan sampah, termasuk TPA Manggar, Instalasi Intermediate Treatment Facility (ITF) Kota Hijau, serta Material Recovery Facility (MRF) Gunung Bahagia. Ia juga menyaksikan langsung inovasi seperti Café Metan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dikembangkan melalui kerja sama antara Pemerintah Kota Balikpapan dan PT Pertamina Hulu Mahakam. "TPA Manggar bukan sekadar tempat pembuangan, melainkan bukti nyata transformasi pengelolaan sampah berbasis teknologi dan partisipasi masyarakat," tegas Hanif.

Berikut beberapa capaian dan tantangan pengelolaan sampah di Indonesia: - Volume Sampah Nasional: 56,63 juta ton pada 2023, dengan hanya 39,01% yang terkelola dengan baik. - Kinerja Balikpapan: Kota ini menghasilkan 534,66 ton sampah per hari, dengan tingkat pengurangan 28,03% dan penanganan 71,5%. - Infrastruktur Pendukung: Saat ini Balikpapan memiliki 113 Bank Sampah Unit, 45 Rumah Kompos, dan 1 ITF.

Hanif mengkritik praktik open dumping yang masih dilakukan oleh 343 daerah dan mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan seperti: - Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) - Refuse Derived Fuel (RDF) - Pengolahan sampah organik skala komunitas.

"Sinergi pemerintah, swasta, dan masyarakat adalah kunci menuju sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan," pungkasnya.