Kota Lama Semarang: Destinasi Unik Pencinta Barang Vintage dan Nostalgia Masa Lalu

Kawasan Kota Lama Semarang kini menjelma sebagai pusat perburuan barang-barang vintage yang menarik minat berbagai kalangan. Setiap akhir pekan, sekitar 35 pedagang memadati area ini dengan beragam koleksi unik, mulai dari pakaian bekas bermerek, peralatan elektronik lawas, hingga memorabilia musik era 70-90an. Suasana tradisional terasa kental dengan lapak-lapak sederhana beralaskan tikar dan payung sebagai pelindung dari terik matahari.

Salah satu pedagang, Heru Albar (58), mengaku telah menjual barang antik selama delapan tahun terakhir. "Koleksi saya mencakup berbagai item langka seperti reklame enamel kuno yang bisa mencapai harga Rp7 juta," ungkapnya. Namun, Heru mengakui bahwa minat pembeli belakangan ini menurun, yang ia kaitkan dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil. Meski demikian, ia tetap bertahan dengan membuka lapak tambahan di kawasan tersebut.

Berikut beberapa daya tarik utama pasar ini: - Barang antik bernilai sejarah seperti reklame kuno dan pernak-pernik vintage - Koleksi musik retro dalam bentuk kaset fisik dengan cover artistik - Mainan era 90an yang menjadi buruan kolektor - Pakaian bekas bermerek dengan harga terjangkau

Ruly Krisbiantoro (58), mantan karyawan kantoran yang beralih profesi sebagai pedagang barang bekas sejak 2002, berbagi filosofi dibalik pekerjaannya. "Ini bukan sekadar jual-beli, tapi juga cara memperkenalkan sejarah pada generasi muda," tuturnya. Lapaknya yang berisi mainan lawas dan pernak-pernik kuningan kerap menjadi daya tarik pengunjung.

Pasar ini juga menjadi magnet bagi kaum muda seperti Rangga (17) yang berburu mainan klasik. "Saya khusus mencari item dari film Toy Story. Harganya sangat terjangkau, mulai Rp5.000 saja," katanya. Sementara Fahri (17) lebih tertarik pada koleksi kaset musik legendaris seperti The Beatles dan Elvis Presley. "Ada nilai seni dan nostalgia yang kuat dalam format fisik ini," ujarnya sambil menunjukkan walkman kesayangannya.