Krisis Identitas AC Milan: Sorotan Desailly pada Kepemimpinan dan Teladan Inter Milan

AC Milan di Persimpangan Jalan: Kritik Pedas Desailly dan Kebangkitan Inter

Legenda AC Milan dan sepak bola Perancis, Marcel Desailly, baru-baru ini menyampaikan keprihatinannya yang mendalam mengenai kondisi terkini Rossoneri. Dalam sebuah wawancara eksklusif, Desailly mengungkapkan kekecewaannya atas performa Milan yang dianggap jauh dari harapan, serta kurangnya arah yang jelas bagi klub. Pernyataan ini muncul di tengah performa inkonsisten Milan di Serie A musim 2024-2025, yang membuat mereka terancam gagal menembus zona Eropa.

Desailly menyoroti bahwa meskipun terjadi pergantian pelatih dari Paulo Fonseca ke Sergio Conceicao, perubahan signifikan belum terlihat. Bahkan, keberhasilan meraih Supercoppa Italiana di awal tahun 2025 seolah hanya menjadi ilusi sesaat, karena setelah itu Milan kembali terperosok dalam ketidakstabilan, meskipun telah melakukan investasi besar di bursa transfer musim dingin.

"Saya sangat kecewa," ujar Desailly dengan nada getir. "Milan saat ini adalah kumpulan masalah yang kompleks. Awal musim yang buruk, diikuti dengan sedikit harapan perbaikan, namun kemudian disadari bahwa tim ini kekurangan kepemimpinan yang solid untuk bersaing di level tertinggi."

Inter Milan Sebagai Contoh Nyata

Desailly kemudian menunjuk rival sekota, Inter Milan, sebagai contoh tim yang memiliki identitas dan arah yang jelas di bawah kepemimpinan Simone Inzaghi. Ia menekankan bahwa Inter telah membangun sistem permainan yang solid selama bertahun-tahun, yang memungkinkan mereka bermain dengan otomatis dan efektif. Desailly mengakui bahwa Milan mungkin tidak kalah dalam hal talenta individu, tetapi mereka sangat kekurangan kekompakan dan visi yang jelas.

"Lihatlah Inter," kata Desailly. "Mereka telah lama menerapkan sistem 3-5-2 dan sekarang dapat bermain secara otomatis. Saya tidak berpikir Milan kekurangan talenta individu dibandingkan Inter, tetapi mereka kekurangan kekompakan."

Dampak Sergio Conceicao dan Nasib Joao Felix

Lebih lanjut, Desailly mempertanyakan dampak kedatangan Sergio Conceicao, meskipun sang pelatih berhasil mempersembahkan gelar Supercoppa Italiana. Ia merasa bahwa kemenangan tersebut hanya menciptakan ekspektasi palsu yang tidak dapat dipenuhi.

"Kedatangan Sergio Conceicao tidak membawa banyak perubahan," jelas Desailly. "Kemenangan di Supercoppa menciptakan ekspektasi yang tidak terpenuhi. Saya sempat berpikir dia adalah orang yang tepat untuk mengeluarkan potensi terbaik dari skuad ini, tetapi kenyataannya tidak demikian."

Desailly juga menyoroti situasi Joao Felix, pemain pinjaman dari Chelsea, yang dinilai memiliki bakat luar biasa namun belum menemukan tempat yang tepat untuk bersinar. Ia berpendapat bahwa Felix membutuhkan klub dengan filosofi yang jelas dan proyek jangka panjang yang dibangun di sekelilingnya agar dapat menunjukkan potensi terbaiknya.

"Joao Felix adalah pemain dengan bakat luar biasa, tetapi dia belum menemukan tempatnya," kata Desailly. "Dia telah bermain di Chelsea, Atletico Madrid, dan sekarang Milan, tanpa memberikan dampak yang nyata."

Desailly bahkan menyarankan agar Felix mempertimbangkan untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG), di mana ia dapat menemukan lingkungan yang lebih kondusif untuk mengembangkan bakatnya. Namun, Desailly juga menekankan bahwa Milan saat ini lebih membutuhkan pemimpin sejati daripada pemain dengan teknik tinggi.

"Apa yang kurang dari Joao Felix bukanlah teknik, tetapi karakter," tegas Desailly. "Dia bukan seorang pemimpin. Saat ini, dia bukan sosok yang dibutuhkan Milan, karena dia tidak memiliki kekuatan mental untuk menghidupkan kembali Rossoneri. Begitu pula sebaliknya."

Komentar pedas Desailly ini menjadi sinyal peringatan bagi AC Milan. Klub harus segera berbenah dan menemukan identitas yang jelas agar dapat kembali bersaing di level tertinggi. Belajar dari kesuksesan Inter Milan, dengan sistem yang solid dan kepemimpinan yang kuat, bisa menjadi langkah awal bagi Rossoneri untuk bangkit dari keterpurukan.