TPNP OPM Klaim Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Pendulang Emas di Yahukimo, Tuduh Korban Mata-Mata

TPNP OPM Akui Pembunuhan Pendulang Emas di Yahukimo: Motif Tuduhan Sebagai Mata-Mata

Merauke - Kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNP OPM) telah mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan seorang pendulang emas bernama Riston Kamma, yang terjadi di Kali Merah, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Klaim ini muncul dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, meningkatkan ketegangan di wilayah yang rawan konflik tersebut.

Video berdurasi singkat tersebut menampilkan seorang anggota TPNP OPM yang tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa Riston Kamma dieksekusi karena dituduh sebagai mata-mata. Tuduhan ini menjadi justifikasi atas tindakan keji yang mereka lakukan. "Kami TPNB Korowai Yahukimo melakukan operasi di Kali Merah dan kami menewaskan satu mata-mata," ujarnya dalam video tersebut, dengan nada yang menantang.

Menurut pengakuan dalam video tersebut, Riston Kamma tewas akibat serangan brutal yang melibatkan panah dan tebasan leher oleh empat anggota TPNP OPM. Detail mengerikan ini menambah dimensi kekejaman terhadap insiden tersebut, menyoroti betapa berbahayanya situasi bagi warga sipil yang beraktivitas di wilayah konflik.

Pelaku dalam video itu juga menyampaikan ancaman yang jelas dan tegas bahwa operasi serupa akan terus dilakukan oleh TPNP OPM selama perjuangan kemerdekaan Papua masih berlangsung. "Bukan hanya hari ini saja, kami akan terus melakukan operasi sampai Papua benar-benar merdeka," tegasnya, yang mengindikasikan bahwa kekerasan dan instabilitas akan terus berlanjut.

Aparat keamanan dari Satuan Tugas Damai Cartenz terus meningkatkan upaya penyisiran di wilayah Yahukimo dan sekitarnya sebagai respons terhadap meningkatnya kekerasan. Data yang dikumpulkan oleh Satgas Damai Cartenz menunjukkan bahwa lebih dari 100 korban selamat telah dievakuasi dari wilayah tersebut setelah serangkaian serangan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Data sementara korban selamat ada 100 lebih yang telah didata, baik yang menyelamatkan diri di Kabupaten Asmat maupun Kabupaten Yahukimo," kata Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani.

Sebelumnya, pada tanggal 6 dan 7 April 2025, sebelas warga sipil yang sedang melakukan kegiatan pendulangan emas di Lokasi 22 dan Muara Kum Sungai Silet, Kabupaten Yahukimo, dilaporkan menjadi korban pembunuhan oleh KKB. Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan yang menimpa warga sipil di wilayah tersebut.

Polisi menduga bahwa pelaku pembunuhan berasal dari kelompok yang mengidentifikasi diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama. Aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku dan berupaya untuk memulihkan keamanan di wilayah pendulangan yang rawan tersebut. Situasi ini menuntut tindakan tegas dan komprehensif untuk melindungi warga sipil dan menegakkan hukum di wilayah Papua Pegunungan.