Salah Diagnosis Nyeri Dada: Ketika GERD Menyerupai Serangan Jantung, Bagaimana Membedakannya?

Nyeri dada seringkali menjadi sumber kekhawatiran, memicu pertanyaan apakah itu hanya sekadar masalah pencernaan seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau sesuatu yang lebih serius seperti serangan jantung. Kasus aktris senior Meriam Bellina menjadi contoh nyata bagaimana gejala GERD yang familier dapat menutupi ancaman serangan jantung yang sebenarnya.

Bellina, yang telah lama bergelut dengan GERD, awalnya mengira nyeri dada yang dialaminya hanyalah kekambuhan asam lambung. Mual dan muntah yang menyertai semakin menguatkan keyakinannya. Namun, kali ini ada yang berbeda: sensasi panas dan tertekan di dada yang tak seperti biasanya. Perasaan seperti 'dada diinjak gajah' mendorongnya untuk segera mencari pertolongan medis.

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) mengungkap fakta mengejutkan: Bellina mengalami serangan jantung akibat penyempitan pembuluh darah. Pengalaman ini menggarisbawahi betapa pentingnya mengenali perbedaan antara gejala GERD dan serangan jantung.

Gejala Mirip, Dampak Berbeda

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, A. Sari Sri Mumpuni, menjelaskan bahwa kemiripan gejala antara GERD dan serangan jantung seringkali menyulitkan diagnosis tanpa pemeriksaan medis yang tepat. Kedua kondisi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di dada, mulai dari ulu hati hingga dada tengah, disertai sensasi terbakar.

Namun, terdapat perbedaan kunci yang perlu diperhatikan:

  • Serangan Jantung: Nyeri cenderung menjalar ke punggung, lengan kiri, rahang, dan disertai sensasi berat atau tertekan di dada.
  • GERD: Nyeri lebih terlokalisasi di ulu hati, terasa tajam namun tidak menjalar.

Selain itu, nyeri dada akibat serangan jantung seringkali dipicu oleh aktivitas fisik seperti berjalan cepat atau menaiki tangga, mereda saat istirahat, dan kembali muncul saat beraktivitas. Hal ini penting untuk dibedakan dengan nyeri dada akibat GERD yang biasanya terkait dengan pola makan atau posisi tubuh.

Jangan Tunda Pertolongan

Dr. Sari menekankan bahwa keluhan nyeri dada, apapun penyebabnya, tidak boleh dianggap remeh. Terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, diabetes, kebiasaan merokok, atau riwayat penyakit jantung dalam keluarga, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan cepat. Keterlambatan penanganan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung, bahkan kematian. Golden period untuk penanganan serangan jantung adalah kurang dari enam jam.

Dalam rentang waktu tersebut, tindakan untuk membuka sumbatan pembuluh darah jantung harus segera dilakukan. Pemeriksaan EKG akan membantu mengidentifikasi adanya sumbatan dan menentukan tindakan yang diperlukan, seperti pemberian obat pengencer darah melalui infus atau intervensi koroner dengan pemasangan ring jantung.

Kesadaran akan gejala dan risiko serangan jantung sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami nyeri dada yang mencurigakan, terutama jika disertai faktor risiko penyakit jantung.