Langkah Febriana/Amallia Terhenti di Perempat Final Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025
Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi Gugur di Perempat Final Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025
Ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, harus mengubur impian melaju lebih jauh di Kejuaraan Bulutangkis Asia (BAC) 2025. Mereka dikalahkan oleh unggulan ketiga asal Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, dalam pertandingan perempat final yang berlangsung di Ningbo Olympic Sports Center Gymnasium, Tiongkok, Jumat (11/4).
Dalam pertandingan yang berlangsung selama dua game langsung, Ana/Tiwi, sebutan akrab Febriana/Amallia, takluk dengan skor identik 16-21, 16-21. Kekalahan ini mengakhiri perjuangan mereka di turnamen bergengsi tingkat Asia tersebut.
Jalannya Pertandingan
Gim pertama berlangsung ketat dengan kedua pasangan saling kejar-mengejar angka. Ana/Tiwi sempat memimpin di awal permainan dengan skor 3-1, 6-4, dan bahkan 9-6. Namun, Matsuyama/Shida menunjukkan kualitasnya dengan merebut lima poin beruntun, membalikkan keadaan menjadi 11-9 saat interval.
Setelah interval, Ana/Tiwi berusaha bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 14-14. Pertandingan semakin sengit dengan kedua pasangan saling balas poin, hingga skor kembali imbang 15-15 dan 16-16. Sayangnya, di poin-poin krusial, Matsuyama/Shida tampil lebih tenang dan berhasil mengamankan lima poin berturut-turut, menutup gim pertama dengan kemenangan 21-16.
Memasuki gim kedua, Ana/Tiwi mencoba mengubah strategi dan kembali memimpin di awal dengan skor 3-0. Namun, Matsuyama/Shida dengan cepat merespons dan berbalik unggul 4-3. Pasangan Jepang terus mendominasi permainan dan unggul 11-8 saat interval. Selepas interval, Ana/Tiwi berusaha mengejar ketertinggalan dan sempat memperkecil selisih menjadi satu angka.
Namun, Matsuyama/Shida kembali menjauh dan mencapai match point dengan skor 20-16. Di poin kritis, kesalahan pengembalian dari Ana memastikan kemenangan bagi Matsuyama/Shida dengan skor 21-16.
Evaluasi Pertandingan
Kekalahan ini tentu menjadi evaluasi bagi Ana/Tiwi. Meskipun mampu memberikan perlawanan sengit, terutama di gim pertama, mereka gagal mempertahankan konsistensi dan melakukan beberapa kesalahan yang dimanfaatkan dengan baik oleh lawan.
Matsuyama/Shida menunjukkan kelasnya sebagai unggulan ketiga dengan permainan yang solid dan efektif. Mereka mampu mengendalikan tempo pertandingan dan meminimalisir kesalahan sendiri.
Dengan berakhirnya perjuangan Ana/Tiwi, harapan Indonesia kini bertumpu pada pemain lain yang masih berjuang di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025. Dukungan penuh dari masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan agar para atlet Merah Putih dapat memberikan yang terbaik dan meraih prestasi membanggakan.