Pergeseran Tren Mudik: Konsumsi BBM Turun Signifikan di Lebaran 2025, Kendaraan Listrik Jadi Primadona
Pergeseran Tren Mudik: Konsumsi BBM Turun Signifikan di Lebaran 2025, Kendaraan Listrik Jadi Primadona
Jakarta - Momen Idul Fitri 2025 menjadi saksi bisu pergeseran tren transportasi masyarakat Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melaporkan penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang signifikan selama periode Lebaran tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Fenomena ini diyakini erat kaitannya dengan semakin meningkatnya adopsi kendaraan listrik di kalangan masyarakat, serta faktor lain seperti penurunan jumlah pemudik.
Sekretaris Jenderal KESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa penurunan konsumsi BBM ini merupakan indikasi positif dari transisi energi yang sedang berlangsung. "Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan konsumsi BBM adalah peningkatan penggunaan kendaraan listrik," ujarnya dalam acara penutupan posko nasional di BPH Migas, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Data dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkuat pernyataan tersebut. Selama periode Lebaran 2025, transaksi pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) melonjak hingga 4,9 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lonjakan ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan kendaraan listrik untuk perjalanan mudik.
Berikut adalah data perbandingan transaksi dan konsumsi listrik di SPKLU:
- Jumlah Transaksi SPKLU:
- Lebaran 2025: 80.970 transaksi (hingga 8 April 2025)
- Lebaran 2024: 16.513 transaksi
- Konsumsi Listrik SPKLU:
- Lebaran 2025: 1.950 MWh
- Lebaran 2024: 334 MWh
Angka-angka ini secara jelas mengindikasikan bahwa kendaraan listrik semakin menjadi pilihan utama bagi masyarakat, khususnya selama musim mudik Lebaran. Peningkatan signifikan dalam transaksi dan konsumsi listrik di SPKLU mencerminkan perubahan perilaku konsumen yang semakin sadar akan pentingnya energi bersih dan berkelanjutan.
Selain meningkatnya penggunaan kendaraan listrik, Dadan Kusdiana juga menyinggung faktor lain yang berkontribusi pada penurunan konsumsi BBM, yaitu penurunan jumlah pemudik dibandingkan tahun sebelumnya. "Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa jumlah pemudik tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal ini kemungkinan besar berkorelasi dengan penurunan konsumsi BBM," jelasnya.
Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, memberikan data konkret mengenai penurunan konsumsi BBM selama periode Lebaran 2025. Realisasi konsumsi BBM mencapai 103.843 kiloliter (KL) per hari, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 105.081 KL per hari. Penurunan juga terjadi pada konsumsi gasoil (solar dan turunannya), dengan angka 38.757 KL per hari pada Lebaran 2025, dibandingkan 40.155 KL per hari pada tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, data ini mengindikasikan adanya pergeseran tren dalam perilaku mudik masyarakat Indonesia. Kombinasi dari meningkatnya penggunaan kendaraan listrik dan penurunan jumlah pemudik telah menyebabkan penurunan signifikan dalam konsumsi BBM selama periode Lebaran 2025. Hal ini menjadi sinyal positif bagi upaya pemerintah dalam mendorong transisi energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Di masa depan, diharapkan semakin banyak masyarakat yang beralih ke kendaraan listrik, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.