Gubernur Papua Instruksikan Pendekatan Preventif dan Deteksi Dini untuk Penanggulangan TBC

Papua Gencarkan Upaya Eliminasi TBC Melalui Pendekatan Preventif dan Peningkatan Deteksi Dini

Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, menekankan pentingnya pendekatan preventif dalam penanganan Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya. Hal ini disampaikan mengingat masih rendahnya jangkauan penemuan kasus TBC di Papua, di mana dari estimasi 11.645 kasus pada tahun 2024, baru 58% atau 6.702 kasus yang berhasil terdeteksi.

Dalam arahannya, Ramses Limbong menekankan strategi penanggulangan TBC harus difokuskan pada:

  • Pendekatan Preventif yang Komprehensif: Mencakup identifikasi dini individu berisiko, pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan edukasi masyarakat mengenai gejala dan cara penularan TBC.
  • Pengobatan Tuntas: Memastikan semua pasien TBC mendapatkan pengobatan yang tepat dan lengkap hingga sembuh.

“Data Dinas Kesehatan Papua menunjukkan bahwa dari 6.702 kasus yang ditemukan, 6.444 kasus merupakan TBC Sensitif Obat (TBC SO) dan 258 kasus TBC Resisten Obat (TBC RO). Untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, kita harus menurunkan angka insidensi hingga 80 persen atau 100 ribu penduduk,” jelas Ramses.

Ramses juga mengapresiasi tema “Gerakan Papua Akhiri Tuberkulosis Dengan Aksi Nyata” sebagai langkah strategis untuk terus mengintensifkan intervensi TBC. Ia menekankan efektivitas skrining aktif dan kampanye deteksi dini dalam menemukan kasus TBC secara optimal.

“Saya meminta Dinas Kesehatan, instansi terkait, dan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai gejala TBC. Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif, sehingga memutus rantai penularan,” tegasnya.

Fokus Dinas Kesehatan Papua: Peningkatan Penemuan Kasus dan Pengobatan Intensif

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Papua, Arry Pongtiku, menyatakan bahwa pada tahun 2025, pihaknya akan fokus pada peningkatan penemuan kasus TBC dan memastikan semua pasien mendapatkan pengobatan hingga sembuh.

“Target kami adalah menurunkan kasus TBC di Provinsi Papua hingga 70 persen dalam lima tahun ke depan,” ujar Arry.

Arry juga menyoroti adanya korelasi antara kasus TBC dan HIV di Papua. Sekitar 30 persen penderita TBC juga terinfeksi HIV, yang disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh.

“Penemuan kasus TBC yang meningkat justru menunjukkan bahwa sistem kesehatan di Papua semakin baik dalam mendeteksi dan menangani penyakit ini. Kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memperluas jangkauan program penanggulangan TBC,” pungkas Arry.

Dengan sinergi antara pemerintah, dinas kesehatan, instansi terkait, dan partisipasi aktif masyarakat, Papua optimis dapat mencapai target eliminasi TBC dan mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif.