Trump Dorong Produksi iPhone di AS di Tengah Ketegangan Tarif dengan China: Misi Mustahil?

Ambisi Trump: Mungkinkah iPhone 'Made in USA' Terwujud di Tengah Perang Tarif?

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyerukan agar Apple memindahkan lini produksi iPhone-nya ke Amerika Serikat di tengah meningkatnya tensi perang tarif dengan China. Seruan ini muncul setelah Trump mengumumkan potensi pengenaan tarif impor yang signifikan terhadap produk-produk dari China. Trump meyakini bahwa Amerika Serikat memiliki sumber daya manusia, infrastruktur, dan kapasitas yang memadai untuk memproduksi iPhone secara lokal. Namun, realitasnya jauh lebih kompleks dari sekadar keyakinan seorang mantan presiden.

Tantangan Rantai Pasok Global yang Rumit

Gagasan iPhone buatan Amerika Serikat dinilai oleh banyak pihak sebagai sebuah fantasi. Produksi iPhone bukan hanya soal merakit komponen, melainkan juga tentang ekosistem rantai pasok global yang sangat kompleks dan efisien yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Saat ini, perakitan iPhone sebagian besar dilakukan di China, dengan komponen-komponen penting berasal dari berbagai negara di seluruh dunia:

  • Kamera: Jepang
  • Prosesor: Taiwan
  • Layar: Korea Selatan
  • Memori: Amerika Serikat

Apple memiliki jaringan pemasok yang tersebar di lebih dari 50 negara, dan bahan baku penting seperti mineral langka didatangkan dari 79 negara. Banyak dari bahan baku ini dilaporkan tidak tersedia di Amerika Serikat.

Bukan Sekadar Upah Murah: Keunggulan Manufaktur China

CEO Apple, Tim Cook, pernah menyatakan bahwa daya tarik utama China bukan sekadar upah murah, melainkan kedalaman keterampilan manufaktur yang sulit ditandingi oleh negara lain, termasuk Amerika Serikat. Cook menjelaskan bahwa China memiliki keunggulan dalam:

  • Precision tooling (perkakas presisi)
  • Teknik perakitan
  • Pengerjaan material tingkat tinggi

Cook menggambarkan bahwa mencari insinyur tooling yang kompeten di Amerika Serikat sangat sulit, bahkan jumlahnya tidak sebanding dengan yang tersedia di China. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan Apple pada China bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga karena ekosistem manufaktur yang sangat matang dan sulit ditiru.

Konsekuensi Ekonomi: Harga iPhone Bisa Meroket

Memindahkan sebagian besar rantai pasokan Apple dari Asia ke Amerika Serikat akan membutuhkan waktu dan investasi yang sangat besar. Analis dari Wedbush memperkirakan bahwa memindahkan hanya 10 persen dari rantai pasokan Apple akan memakan waktu tiga tahun dan biaya 30 miliar dollar AS, serta berpotensi menyebabkan gangguan besar dalam proses produksi.

Dan Ives dari Wedbush memperingatkan bahwa konsumen harus bersiap membayar hingga 3.500 dollar AS (sekitar Rp 56 juta) jika iPhone diproduksi di Amerika Serikat. Ia berpendapat bahwa konsep iPhone buatan Amerika Serikat tidak realistis dengan harga 1.000 dollar AS, dan harga akan melonjak drastis, yang berdampak besar pada margin keuntungan Apple.

Pengalaman Masa Lalu: Kendala Produksi Mac Pro di Texas

Apple pernah mencoba memproduksi Mac Pro di Texas selama masa jabatan pertama Trump, tetapi mengalami berbagai kendala. Perusahaan kesulitan menemukan pemasok lokal, mengimpor komponen menyebabkan penundaan dan biaya tak terduga, dan Apple juga kesulitan menemukan pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan.

Strategi Apple: Diversifikasi dan Penimbunan

Apple belum memberikan komentar resmi mengenai kebijakan tarif Trump. Namun, laporan yang beredar menunjukkan bahwa perusahaan telah menimbun iPhone dan berencana untuk meningkatkan impor dari India, di mana tarifnya lebih rendah (26 persen). Langkah ini dilakukan untuk mengimbangi sebagian biaya yang terkait dengan impor perangkat dari Tiongkok.

Kesimpulan

Seruan Trump agar Apple memindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat merupakan tantangan yang berat dan kompleks. Meskipun didukung oleh keyakinan akan kemampuan Amerika Serikat, realitas rantai pasok global, keunggulan manufaktur China, dan konsekuensi ekonomi yang signifikan membuat gagasan iPhone buatan Amerika Serikat sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Diversifikasi rantai pasok dan penimbunan produk menjadi strategi yang lebih realistis bagi Apple dalam menghadapi ketidakpastian perang tarif.