Makam Tua di Gang Sempit Pisangan Timur: Saksi Bisu Sejarah Lokal Sejak 1950

Di tengah hiruk pikuk Jakarta Timur, tepatnya di sebuah gang sempit di RT 03/04 Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung, terdapat pemandangan tak lazim: empat makam tua yang berlokasi di pinggir jalan. Keberadaan makam-makam ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial, memicu rasa ingin tahu tentang sejarah dan makna di baliknya.

Saat tim dari Kompas.com menyambangi lokasi pada Rabu (9/4/2025), terlihat jelas bahwa makam-makam tersebut berbaur dengan kehidupan sehari-hari warga setempat. Beberapa makam bahkan terletak persis di depan rumah warga, menciptakan kontras antara kehidupan dan kematian yang berdampingan. Dari keempat makam tersebut, hanya satu yang kondisinya masih terawat dengan baik, menunjukkan bahwa keluarga dari mendiang masih secara rutin mengunjunginya. Sementara itu, makam lainnya tampak memprihatinkan, ambles, tertutup kerikil, dan ditumbuhi rumput liar, seolah terlupakan oleh waktu.

Lebih jauh ke dalam gang, terdapat empat makam lainnya yang terletak di dekat kandang burung. Dua di antaranya berada dalam satu area berpagar hijau yang terkunci, menandakan adanya upaya perlindungan dari keluarga yang masih peduli. Namun, dua makam lainnya terpisah dan dibiarkan menyatu dengan alam, ditumbuhi rumput liar dan bahkan tanaman singkong, memberikan kesan yang kontras dengan makam yang terawat.

Ais (68), seorang warga RT 03 yang telah lama tinggal di daerah tersebut, mengungkapkan bahwa makam-makam ini telah ada sejak tahun 1950-an. Menurutnya, keberadaan makam-makam ini tidak mengganggu warga setempat. Justru, mereka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan di lingkungan tersebut.

"Biasa aja sebenarnya kalau yang orang sini asli nyaman saja, enggak masalah karena sudah puluhan tahun lalu ini berdampingan sama kita," ujar Ais, menggambarkan bagaimana makam-makam tersebut telah menjadi bagian dari identitas dan sejarah lokal.

Ais juga menambahkan bahwa makam yang masih terawat sering dikunjungi oleh keluarga mendiang, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan. Para peziarah biasanya datang dari generasi cucu dan cicit, menunjukkan bahwa ikatan keluarga dan penghormatan terhadap leluhur tetap kuat meskipun waktu telah berlalu.

Keberadaan makam-makam tua di tengah pemukiman padat penduduk ini menjadi pengingat akan sejarah panjang dan tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Pisangan Timur. Lebih dari sekadar tempat peristirahatan terakhir, makam-makam ini adalah saksi bisu perjalanan waktu, menghubungkan generasi masa kini dengan akar sejarah mereka. Di tengah modernisasi kota Jakarta yang terus berkembang, keberadaan makam-makam ini menjadi simbol ketahanan budaya dan identitas lokal yang patut dilestarikan.

Berikut poin-poin penting yang dapat ditarik dari keberadaan makam-makam ini:

  • Sejarah Lokal: Makam-makam ini adalah bukti sejarah panjang Kelurahan Pisangan Timur, telah ada sejak 1950-an.
  • Tradisi dan Penghormatan Leluhur: Keluarga masih mengunjungi makam, terutama menjelang hari besar keagamaan.
  • Adaptasi Masyarakat: Warga setempat merasa nyaman dengan keberadaan makam di tengah pemukiman.
  • Kontras Kehidupan dan Kematian: Makam-makam ini menciptakan kontras yang unik dengan kehidupan sehari-hari warga.
  • Ketahanan Budaya: Keberadaan makam-makam ini menjadi simbol ketahanan budaya dan identitas lokal di tengah modernisasi kota.