Tragedi Pendakian Carstensz: Fiersa Besari Ungkap Kronologi dan Duka Mendalam

Tragedi Pendakian Carstensz: Fiersa Besari Ungkap Kronologi dan Duka Mendalam

Musisi dan pendaki Fiersa Besari menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya dua pendaki, Ibu Lilie Wijayanti Poegiono dan Ibu Elsa Laksono, dalam musibah pendakian Puncak Carstensz Pyramid, gunung tertinggi di Indonesia. Fiersa, yang turut mendaki Carstensz pada periode yang sama, mengungkapkan kronologi kejadian berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya, seraya menekankan pentingnya menghindari spekulasi dan memberikan ruang berduka bagi keluarga korban.

Meskipun berada di lokasi yang sama, Fiersa menegaskan bahwa ia dan timnya berada di bawah operator tur yang berbeda dengan para korban. Ia tiba di basecamp Yellow Valley (YV) pada tanggal 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT dan baru menerima kabar mengenai tragedi tersebut pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 04.00 WIT. Kondisi cuaca buruk yang mengakibatkan keterbatasan akses melalui helikopter, satu-satunya jalur resmi menuju YV, turut memperlambat penyebaran informasi dan proses evakuasi. Fiersa dan rekannya, Furky Syahroni, baru kembali ke Timika pada 3 Maret 2025 dalam keadaan sehat.

Kronologi Kejadian Menurut Fiersa Besari:

Berikut poin-poin penting kronologi kejadian berdasarkan keterangan Fiersa:

  • Perbedaan Tim: Fiersa dan timnya (terdiri dari tiga orang) berada di bawah operator tur berbeda dengan Ibu Lilie dan Ibu Elsa, yang merupakan bagian dari tim terpisah beranggotakan empat orang. Selain kedua kelompok tersebut, terdapat pula pendaki Warga Negara Asing (WNA) dan petugas dari Balai Taman Nasional yang turut melakukan pendakian pada hari yang sama (28 Februari 2025).
  • Medan Pendakian yang Ekstrim: Puncak Carstensz memiliki medan yang sangat menantang, khususnya pada jalur tebing curam dengan ketinggian sekitar 600 meter dari basecamp YV (yang berada di ketinggian sekitar 4200 MDPL) menuju puncak (4884 MDPL). Pendakian di area ini memerlukan keahlian khusus dalam penggunaan alat-alat tali untuk ascending dan rappelling demi keamanan.
  • Bahaya Hipotermia: Pada ketinggian di atas 4000 MDPL, terutama dalam kondisi cuaca buruk, risiko hipotermia sangat tinggi, dan pendaki tidak boleh berlama-lama di luar perlindungan.
  • Kejadian di Jurang: Tragedi yang menimpa Ibu Lilie dan Ibu Elsa terjadi di area jurang yang berbahaya, memerlukan keahlian teknik pendakian yang tinggi.
  • Proses Evakuasi: Setelah mengetahui kejadian tersebut, Fiersa dan timnya di basecamp YV berupaya menghubungi korban yang terjebak menggunakan handy talkie (HT) hingga akhirnya para korban berhasil dievakuasi oleh tim relawan lokal dan internasional pada 1 Maret 2025. Tiga korban lainnya yang sempat terjebak berhasil diselamatkan meskipun mengalami kondisi kritis.
  • Himbauan: Fiersa meminta masyarakat untuk menahan diri dari spekulasi dan komentar yang tidak empati, serta memberikan ruang bagi keluarga korban untuk berduka. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi.

Fiersa menekankan bahwa kronologi lengkap dapat diakses melalui berbagai sumber berita terpercaya, dan tulisannya ini hanya sebagai pelengkap dari sudut pandang pribadinya. Kejadian ini menyoroti pentingnya keselamatan dan persiapan yang matang dalam melakukan pendakian di medan yang ekstrem seperti Puncak Carstensz Pyramid.