PM Singapura Serukan Kewaspadaan Global Terhadap Ancaman Perang Dagang Akibat Kebijakan Tarif AS

Singapura Menyerukan Kewaspadaan Global Terhadap Risiko Perang Dagang Akibat Tarif AS

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, menyampaikan peringatan serius terkait potensi perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Dalam pernyataannya di hadapan parlemen, Wong menekankan perlunya kewaspadaan dan kesiapan menghadapi dampak negatif yang mungkin timbul.

Wong menjelaskan bahwa meskipun Singapura tidak berencana menerapkan tarif balasan, negara-negara lain, termasuk Tiongkok dan Uni Eropa, kemungkinan besar akan mengambil tindakan serupa. Tiongkok telah mengumumkan langkah-langkah balasan, sementara Uni Eropa sedang mempertimbangkan respons terhadap kebijakan tarif AS. Situasi ini, menurut Wong, berpotensi memicu spiral eskalasi yang merugikan perdagangan global.

"Begitu hambatan perdagangan naik, hambatan tersebut cenderung bertahan. Membatalkannya jauh lebih sulit, bahkan setelah alasan awalnya tidak berlaku lagi," tegas Wong, menggarisbawahi sulitnya membalikkan kebijakan proteksionis setelah diterapkan.

Dampak Kebijakan Tarif AS

Kebijakan tarif AS, kata Wong, telah mengguncang pasar saham dan merusak kepercayaan bisnis serta konsumen. Kondisi ini dapat berdampak buruk pada perdagangan dan investasi global, serta berpotensi menyeret ekonomi global ke dalam resesi. Wong juga menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan multinasional dan lokal di Singapura telah menyatakan kekhawatiran mereka mengenai melemahnya permintaan akibat kebijakan tarif tersebut. Beberapa bahkan menunda proyek-proyek baru sambil menunggu kejelasan lebih lanjut.

Langkah-Langkah Antisipasi Singapura

Menyadari potensi dampak buruk dari perang dagang, Singapura mengambil langkah-langkah antisipasi. Wong menekankan pentingnya memperkuat posisi Singapura sebagai pusat bisnis yang tepercaya dan mempererat hubungan dengan mitra yang memiliki komitmen terhadap perdagangan terbuka dan bebas.

Berikut adalah langkah-langkah yang diambil Singapura:

  • Memperkuat Kolaborasi ASEAN: Singapura akan memperkuat kolaborasi dan integrasinya dalam ASEAN. Pertemuan Wong dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjadi contoh upaya ini. Dengan Malaysia sebagai ketua ASEAN tahun ini, kedua negara sepakat untuk mempercepat upaya integrasi di dalam kawasan tersebut.
  • Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN: Para menteri ekonomi ASEAN akan mengadakan pertemuan khusus untuk membahas cara-cara meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dan menegaskan kembali komitmen blok tersebut terhadap integrasi ekonomi regional.
  • Dukungan Anggaran: Langkah-langkah yang diumumkan dalam Anggaran 2025 akan memberikan dukungan untuk setiap tekanan jangka pendek pada warga Singapura dan bisnis lokal. Ini termasuk voucher Community Development Council, voucher SG60, dan potongan harga USave untuk membantu warga Singapura dalam hal biaya hidup, serta langkah-langkah yang ditargetkan seperti peningkatan Bantuan ComCare untuk kelompok yang lebih rentan.
  • Dukungan Bisnis: Dukungan jangka pendek diumumkan dalam bentuk potongan pajak penghasilan perusahaan, serta skema untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan beralih ke pasar baru.
  • Keterlibatan Perusahaan: Badan-badan ekonomi Singapura juga melibatkan perusahaan-perusahaan yang terkena dampak tarif untuk lebih memahami tanggapan mereka dan melihat bagaimana kami dapat mendukung mereka, dan membantu mereka dengan masalah-masalah khusus yang mereka hadapi.

Kesiapan Pemerintah

Wong menegaskan bahwa pemerintah Singapura siap untuk berbuat lebih banyak jika diperlukan untuk melindungi warga dan bisnis dari dampak perang dagang. Ia menyerukan kesiapan mental untuk menghadapi dunia yang ditandai dengan guncangan yang lebih sering dan tidak terduga.

Dengan langkah-langkah antisipasi ini, Singapura berharap dapat mengurangi dampak negatif dari potensi perang dagang dan menjaga stabilitas ekonomi negara.