Prabowo Libatkan Aparat Teritorial dan Kepolisian dalam Pengawalan Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Libatkan Aparat Teritorial dan Kepolisian dalam Pengawalan Program Makan Bergizi Gratis

Bogor, Jawa Barat - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengambil langkah proaktif dalam memastikan keberhasilan dan akuntabilitas program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas pemerintahannya. Dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di kediamannya, Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Prabowo mengungkapkan akan melibatkan Komando Distrik Militer (Kodim) dan kepolisian dalam pengawasan program tersebut.

Menurut Prabowo, keterlibatan aparat teritorial dan kepolisian merupakan bagian dari sistem pengawasan berlapis yang dirancang untuk mencegah potensi penyimpangan dan memastikan program MBG berjalan sesuai rencana. Selain Kodim dan kepolisian, Prabowo juga menekankan pentingnya peran serta aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk camat, pemerintah kabupaten, dan kepala sekolah.

"Pengawasan sangat penting. Karena itu, kita didik manajer. Dan karena itu, saya minta semua lembaga yang ada di sekitar itu mengawasi. Satu, saya minta Komandan Kodim mengawasi. Kepala polisi mengawasi, camat mengawasi, kabupaten mengawasi, kepala-kepala sekolah mengawasi," Ujar Prabowo.

Evaluasi dan Kendala Lapangan

Selain aspek pengawasan, Prabowo juga menyoroti pentingnya evaluasi berkelanjutan terhadap pelaksanaan program MBG. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin muncul di lapangan dan mencari solusi yang efektif.

Prabowo mengakui adanya beberapa kendala yang ditemui dalam implementasi program MBG di sejumlah daerah, seperti masalah mati listrik yang dapat mempengaruhi kualitas makanan yang disimpan dalam freezer. Dalam menghadapi kendala semacam itu, Prabowo menekankan pentingnya peran aktif kepala sekolah dan manajer program untuk segera melaporkan masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan, seperti mengganti makanan yang tidak layak.

"Jadi kepala sekolah, kalau dia lihat makannya enggak benar, cepat laporan. Ya kan? Kadang-kadang kan ada, force majeure, pernah ada peristiwa mati listrik. Kamar pendingin, freezer, mati. Berapa jam, daging sudah gak bagus, ya kan? Tapi, karena ada manajer, begitu dikasih tahu, dia datang, langsung diganti makanan lain," Ujar Prabowo.

Optimisme dan Inspirasi dari Brasil

Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, Prabowo tetap optimistis bahwa program MBG akan berhasil memberikan manfaat yang signifikan bagi gizi anak-anak Indonesia. Keyakinan ini semakin diperkuat setelah ia berdiskusi dengan mantan Presiden Brasil, Dilma Rousseff, yang juga memiliki pengalaman dalam menjalankan program serupa di negaranya.

Prabowo mengungkapkan bahwa Rousseff berbagi pengalaman tentang bagaimana Brasil membutuhkan waktu 11 tahun untuk memberikan makanan kepada 30 juta anak. Sementara itu, Indonesia menargetkan untuk memberikan makanan bergizi kepada 82 juta anak dalam satu tahun. Hal ini menunjukkan skala ambisius dari program MBG di Indonesia.

"Saya ketemu mantan Presiden Brasil, Ibu Dilma Rousseff. Dia cerita, Brasil untuk kasih makan anak-anak mereka, itu yang dikasih makan kalau tidak salah hanya 30 juta, butuh 11 tahun. Kita 82 juta dalam satu tahun," ujar Prabowo.

Anggaran dan Target Penerima

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa pemerintah membutuhkan anggaran Rp 25 triliun per bulan untuk menyelenggarakan program MBG kepada 82,9 juta penerima. Program ini rencananya akan dimulai pada September, Oktober, November, dan Desember 2025. Saat ini, program MBG baru menjangkau 3 juta penerima manfaat dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun per bulan. Namun, dengan rencana perluasan menjadi 82,9 juta penerima, anggaran tersebut akan meningkat secara signifikan mulai September hingga Desember 2025.

Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu janji kampanye Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia dan mengatasi masalah stunting. Dengan melibatkan berbagai pihak dalam pengawasan dan evaluasi, Prabowo berharap program ini dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi generasi penerus bangsa.