Korea Selatan Umumkan Jadwal Pemilihan Presiden Darurat: 3 Juni Jadi Hari Penentuan

Korsel Tetapkan Tanggal Pemilihan Presiden Setelah Krisis Kepemimpinan

Korea Selatan akan menggelar pemilihan presiden pada 3 Juni mendatang, menandai babak baru dalam dinamika politik negara tersebut. Pengumuman ini disampaikan pada Selasa (8/4/2025), menyusul serangkaian peristiwa politik yang mengguncang, termasuk pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Pemilihan ini menjadi krusial mengingat kekosongan kepemimpinan yang melanda Korsel sejak Desember lalu.

Krisis politik bermula ketika mantan Presiden Yoon Suk Yeol dituduh berupaya menggulingkan pemerintahan sipil. Langkah kontroversial ini memicu reaksi keras dari parlemen, yang kemudian memakzulkan dan menangguhkan Yoon dari jabatannya. Proses pemakzulan mencapai puncaknya ketika pengadilan menguatkan keputusan parlemen, secara resmi mencabut jabatan Yoon dan memicu penyelenggaraan pemilihan presiden luar biasa.

"Pemerintah telah berkonsultasi dengan Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) dan lembaga-lembaga terkait lainnya," ungkap Perdana Menteri Han Duck-soo dalam keterangan persnya. Pemerintah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kelancaran penyelenggaraan pemilu dan waktu yang cukup bagi partai politik untuk mempersiapkan diri. Keputusan untuk menetapkan 3 Juni sebagai tanggal pemilihan presiden ke-21 merupakan hasil dari pertimbangan matang tersebut.

"Tanggal 3 Juni akan ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk memfasilitasi partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses demokrasi ini," tegas Han. Ia juga menginstruksikan seluruh kementerian dan NEC untuk mempersiapkan pemilihan yang adil, transparan, dan kredibel, yang dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga demokrasi.

Implikasi Pemilihan Presiden Darurat

Berbeda dengan pemilihan presiden reguler, di mana presiden terpilih memiliki masa transisi selama dua bulan, pemenang pemilihan 3 Juni akan segera dilantik pada hari berikutnya. Hal ini menunjukkan urgensi situasi dan kebutuhan untuk segera mengisi kekosongan kepemimpinan. Selama masa transisi ini, Perdana Menteri Han Duck-soo akan terus menjalankan pemerintahan sebagai penjabat presiden.

Pemilihan presiden di Korea Selatan biasanya diadakan pada hari Rabu. Namun, mengingat sifat pemilihan darurat ini, tidak ada hari kerja khusus yang diwajibkan. Periode kampanye resmi akan berlangsung mulai 12 Mei hingga 2 Juni, memberikan waktu bagi para kandidat untuk menyampaikan visi dan misi mereka kepada publik.

Kandidat Terkuat dan Tantangan ke Depan

Menurut jajak pendapat terbaru dari Gallup, pemimpin oposisi Lee Jae-myung muncul sebagai kandidat terdepan dengan tingkat dukungan sebesar 34 persen. Namun, persaingan diperkirakan akan ketat, dan hasil akhir pemilihan akan sangat bergantung pada kemampuan para kandidat untuk meyakinkan pemilih.

Pemilihan presiden ini tidak hanya akan menentukan siapa yang akan memimpin Korea Selatan dalam beberapa tahun mendatang, tetapi juga akan berdampak besar pada arah kebijakan dalam negeri dan luar negeri. Stabilitas politik, pemulihan ekonomi, dan hubungan dengan negara-negara tetangga menjadi beberapa isu krusial yang akan dihadapi oleh presiden terpilih.

Berikut adalah agenda penting yang menanti presiden terpilih:

  • Pemulihan Stabilitas Politik: Mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga demokrasi setelah krisis politik yang baru saja terjadi.
  • Pemulihan Ekonomi: Menghadapi tantangan ekonomi global dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
  • Hubungan Internasional: Menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat hubungan dengan negara-negara mitra.

Pemilihan presiden 3 Juni mendatang akan menjadi momen penting bagi Korea Selatan. Rakyat Korea Selatan akan menentukan arah masa depan negara mereka melalui suara mereka.