Aktivitas Vulkanik Meningkat, Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Ditutup

Gunung Gede Pangrango: Pendakian Ditutup Sementara Akibat Peningkatan Aktivitas Vulkanik

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) kembali memperpanjang penutupan sementara aktivitas pendakian. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Gede yang berpotensi membahayakan keselamatan para pendaki. Penutupan ini, yang semula dijadwalkan berakhir pada 7 April 2025, diperpanjang hingga 13 April 2025.

Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik, khususnya gempa vulkanik, dapat memicu letusan freatik atau pelepasan gas berbahaya di sekitar kawah. Langkah antisipatif ini diambil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Antisipasi Bahaya Vulkanik: Prioritas Keselamatan Pendaki

"Kami mengutamakan keselamatan para pendaki. Penutupan ini adalah langkah preventif untuk menghindari risiko yang mungkin timbul akibat aktivitas vulkanik yang meningkat," ujar Adhi Nurul Hadi dalam keterangan persnya.

Penutupan ini bersifat situasional. Artinya, kebijakan ini akan terus dievaluasi berdasarkan perkembangan aktivitas vulkanik yang dipantau oleh Badan Geologi Kementerian ESDM. Jika kondisi Gunung Gede menunjukkan penurunan aktivitas vulkanik yang signifikan, bukan tidak mungkin penutupan akan dicabut lebih awal.

Imbauan Bagi Calon Pendaki

Bagi para calon pendaki yang telah mendaftar, pihak TNGGP mengimbau untuk melakukan penjadwalan ulang pendakian melalui sistem pemesanan daring. Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan pendaki saat jalur pendakian kembali dibuka.

Rangkaian Gempa Vulkanik Picu Kewaspadaan

Sebelumnya, TNGGP telah menutup sementara jalur pendakian sejak 3 April 2025, sebagai respons awal terhadap peningkatan aktivitas gempa vulkanik. Pada 1 April 2025, tercatat 21 kali gempa vulkanik yang berpotensi menimbulkan bahaya letusan freatik maupun pelepasan gas di sekitar kawah. Rangkaian gempa inilah yang menjadi dasar utama pengambilan keputusan perpanjangan penutupan pendakian.

Monitoring Intensif dan Evaluasi Berkelanjutan

Balai Besar TNGGP terus melakukan koordinasi dengan Badan Geologi Kementerian ESDM untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Gede secara intensif. Hasil pemantauan ini akan menjadi dasar evaluasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya, termasuk kapan jalur pendakian dapat dibuka kembali dengan aman.

Dampak Penutupan dan Upaya Mitigasi

Penutupan jalur pendakian tentu berdampak pada sektor pariwisata lokal dan para pelaku usaha yang bergantung pada aktivitas pendakian Gunung Gede Pangrango. Pihak TNGGP memahami hal ini dan berupaya untuk memitigasi dampak tersebut dengan memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat serta para pelaku usaha. Selain itu, TNGGP juga mengimbau para pelaku usaha untuk mencari alternatif kegiatan ekonomi yang tidak bergantung pada aktivitas pendakian selama masa penutupan.

Kesiapsiagaan Menghadapi Erupsi

Meskipun peningkatan aktivitas vulkanik saat ini belum mengindikasikan erupsi besar, TNGGP tetap meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi segala kemungkinan. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terus dilakukan untuk mempersiapkan langkah-langkah evakuasi dan penanganan jika terjadi erupsi.

Gunung Gede Pangrango: Pesona Alam yang Harus Dijaga

Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu destinasi pendakian populer di Indonesia. Keindahan alamnya, keanekaragaman hayati, dan pemandangan yang memukau menjadi daya tarik utama bagi para pendaki. Penutupan sementara ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga kelestarian alam dan keselamatan para pengunjung. Diharapkan, dengan adanya penutupan ini, ekosistem Gunung Gede Pangrango dapat pulih dan aktivitas pendakian dapat kembali dilakukan dengan aman dan nyaman di masa mendatang.