Pasca Banjir Maharta: Warga Berjibaku Bersihkan Lumpur, Harapan akan Solusi Permanen Mengemuka
Banjir Surut, Luka dan Harapan di Perumahan Maharta
Pondok Kacang, Tangerang Selatan – Banjir yang sempat melumpuhkan Perumahan Maharta, Pondok Kacang, Tangerang Selatan, kini telah surut. Namun, pemandangan yang tertinggal adalah hamparan lumpur dan tumpukan sampah yang menggunung, menandakan dahsyatnya terjangan air pada Minggu (6/4/2025).
Senin (7/4/2025) siang, denyut kehidupan kembali terasa di perumahan ini, namun bukan dalam suasana normal. Warga bahu-membahu membersihkan sisa-sisa banjir yang menyusup ke rumah mereka. Alat-alat kebersihan seperti serokan air, kain pel, dan selang air menjadi senjata utama dalam memerangi lumpur yang mengering. Botol plastik, styrofoam bekas makanan, dan sampah kayu yang tersangkut di pinggir kali dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik besar, menciptakan gunungan sampah sementara di beberapa titik.
Bambang (50), seorang pedagang pecel lele yang sehari-hari mencari nafkah di area perumahan ini, mengungkapkan kekesalannya. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, wilayahnya telah tiga kali direndam banjir. "Kemarin selama puasa sudah dua kali banjir dan sama ini jadi tiga kali," ujarnya dengan nada frustrasi. Beruntung, ia telah mengantisipasi dengan mengevakuasi perabotannya, sehingga terhindar dari kerusakan akibat banjir. Meskipun demikian, ia tetap berharap musibah ini membawa berkah tersendiri.
Kisah pilu dialami oleh Samratuti (60), warga lainnya. Ia tak sempat menyelamatkan perabotan di lantai satu rumahnya. Kulkas, sofa, speaker, meja, pajangan, hingga beras menjadi korban keganasan banjir. "Beras dan minuman jadinya dibuang sama kita," tuturnya dengan nada sedih.
Samratuti juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap banjir yang terus berulang setiap kali hujan deras mengguyur. Ia bahkan telah berupaya meninggikan tempat kulkas dan membuat tanggul sendiri, namun tetap tak mampu membendung air. Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih kepada warga Perumahan Maharta yang sering menjadi korban banjir.
"Harapannya, jangka panjangnya tolong dipikirkan kepada pemerintah kalau bisa dikeruk kalinya. Untuk jangka pendeknya, tolong kami dibagi untuk pompa dulu, pompa yang bisa mengatasi emergency. Bila ada pompa emergency, secepatnya kami bisa kerja," ungkapnya penuh harap.
Curah Hujan Tinggi dan Drainase Buruk Jadi Pemicu
Sebelumnya, Komandan Peleton (Danton) Satgas BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiryawan, menjelaskan bahwa banjir di Tangsel disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan meluapnya aliran kali. Selain itu, buruknya sistem drainase juga menjadi faktor pemicu. Terdapat 23 titik banjir di Tangsel, dengan Perumahan Pondok Maharta menjadi salah satu yang terparah, merendam sekitar 350 kepala keluarga dengan ketinggian air mencapai 130 sentimeter. Perumahan Taman Mangu juga terdampak dengan ketinggian air antara 20 hingga 45 sentimeter, dan berdampak pada 200 KK.
Saat ini, sebagian besar genangan telah surut, namun beberapa titik masih terendam. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah banjir di Perumahan Maharta dan wilayah lainnya di Tangerang Selatan. Pengerukan kali, perbaikan sistem drainase, dan penyediaan pompa air darurat menjadi solusi mendesak yang diharapkan warga.
Daftar Kerusakan Akibat Banjir:
- Perabotan rumah tangga (kulkas, sofa, speaker, meja, pajangan)
- Persediaan makanan (beras, minuman)
- Barang elektronik
Harapan Warga:
- Pengerukan kali
- Perbaikan sistem drainase
- Penyediaan pompa air darurat
- Perhatian lebih dari pemerintah daerah