Pengabdian di Tengah Arus Balik: Kisah Cinta dan Tanggung Jawab Pasutri Polisi di Banyumas

Mengatur Arus Balik, Mengukir Kisah Cinta di Banyumas

Di tengah hiruk pikuk arus balik Lebaran 2025, persimpangan Ajibarang, Banyumas menjadi saksi bisu pengabdian tanpa batas dari aparat kepolisian. Di antara deru mesin kendaraan dan imbauan melalui pengeras suara, terselip sebuah kisah cinta dan tanggung jawab yang mengharukan dari pasangan suami istri (pasutri) perwira Polresta Banyumas, Iptu Octi Widiyasih dan AKP Heri Sudaryanto.

Iptu Octi Widiyasih, Kasub Satgas Rekayasa Operasi Ketupat Candi Polresta Banyumas, dengan sigap mengatur lalu lintas, memastikan setiap kendaraan bergerak dengan tertib dan aman. Sementara itu, sang suami, AKP Heri Sudaryanto, Kapolsek Ajibarang, bahu membahu bersamanya, mengurai kemacetan dan memberikan imbauan kepada para pemudik.

"Tempel, tempel, tempel. Silakan tetap bergerak, tambah kecepatan apabila jarak kendaraan terlalu panjang. Tetap bergerak roda berputar. Hati-hati jangan lupa nyalakan lampu utama kendaraan anda. Sepeda motor silakan bergerak dengan menggunakan lajur di sebelah kiri," seru Iptu Octi, tanpa lelah mengingatkan para pengendara.

Pengorbanan Demi Kelancaran Arus Balik

Di balik kesibukan mengatur lalu lintas, tersimpan kerinduan mendalam terhadap ketiga buah hati mereka. Selama Operasi Ketupat Candi 2025, waktu bersama keluarga menjadi barang langka. Namun, demi kelancaran arus balik dan keamanan para pemudik, mereka rela berjauhan sementara waktu.

"Segala sesuatu ada suka dan dukanya kalau mungkin waktu, pasti ya karena saya juga masih mempunyai anak-anak yang membutuhkan perhatian orang tua sosok ayah dan ibunya. Tapi sekarang sudah semakin canggih, pada saat lebaran hanya lewat video call," ujar Iptu Octi dengan nada sendu.

Anak pertama mereka yang sudah duduk di bangku SMA dititipkan kepada nenek dari pihak ayah di Kebumen. Sementara dua anak lainnya yang masih kecil diasuh oleh ibunda Iptu Octi di Gumelar. Di tengah kesibukannya, Iptu Octi tetap berusaha menyempatkan waktu untuk menjenguk buah hatinya.

"Sesekali kami ada kalanya istirahat dimanfaatkan bisa bertemu anak-anak nomor dua dan tiga. Alhamdulillah masih bisa ketemu meski singkat, ketika saya berangkat anak masih tidur dan pulang anak sudah tidur. Pada tiga hari terakhir ini saya pulang di atas jam 1 pagi. Dan kembali lagi jam 6 lagi," ungkapnya.

Kebersamaan di Tengah Tugas Negara

Meskipun jarang bertemu karena kesibukan tugas masing-masing, Operasi Ketupat Candi 2025 menjadi momen istimewa bagi Iptu Octi dan AKP Heri. Mereka dapat bertugas bersama, saling mendukung, dan menguatkan satu sama lain.

"Kesannya ya meskipun di tengah kesibukan arus balik hikmahnya adalah saya dan suami dapat selalu sering bertemu karena pada saat keseharian kita kegiatan rutin kita tidak dalam satuan fungsi, pada momen OKC ini kita selalu bisa bareng hampir 24 jam," jelas Iptu Octi.

Untuk mempermudah mobilitas, Iptu Octi dan AKP Heri membawa kendaraan masing-masing. Hal ini memungkinkan mereka untuk bergantian pulang sebentar, sekadar untuk melihat anak-anak dan memastikan mereka baik-baik saja.

Kisah Iptu Octi dan AKP Heri adalah cerminan pengabdian tanpa pamrih dari anggota Polri yang bertugas selama musim mudik Lebaran. Mereka rela berkorban waktu dan kebersamaan dengan keluarga demi memastikan keamanan dan kelancaran arus lalu lintas. Semoga pengabdian mereka menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Hikmah Dibalik Pengorbanan

Di balik pengorbanan waktu dan jarak dengan anak-anak, Iptu Octi dan AKP Heri menemukan hikmah yang tak ternilai. Momen kebersamaan di tengah tugas negara menjadi penguat cinta dan komitmen mereka sebagai pasangan suami istri. Mereka membuktikan bahwa cinta dan tanggung jawab dapat berjalan beriringan, bahkan di tengah kesibukan yang padat.

Kisah mereka adalah secercah harapan di tengah hiruk pikuk arus balik Lebaran. Sebuah bukti bahwa di balik seragam polisi, tersimpan hati yang penuh cinta dan pengabdian. Pengabdian kepada negara, kepada keluarga, dan kepada sesama.