Aksi Gotong Royong Warga Kangean Relokasi Tumpukan Sampah Ilegal yang Menahun
Warga Kangean Bersatu Atasi Darurat Sampah: Relokasi Tumpukan Sampah Ilegal yang Menggunung
SUMENEP, JAWA TIMUR - Sebuah inisiatif akar rumput menunjukkan kekuatan gotong royong masyarakat dalam mengatasi masalah lingkungan. Forum Pemuda dan Mahasiswa Gelaman (FPMG) Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, bersama warga setempat melakukan aksi relokasi tumpukan sampah ilegal yang telah bertahun-tahun mencemari akses jalan utama di wilayah tersebut.
Tumpukan sampah yang menggunung di sepanjang jalan yang menghubungkan Desa Kalinganyar, Gelaman, dan Pajanannger, menjadi perhatian serius warga. Kondisi ini bukan hanya mengganggu estetika lingkungan, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah, termasuk potensi kecelakaan lalu lintas dan ancaman kesehatan akibat hewan liar yang berkeliaran mencari makan di tumpukan sampah.
Darwis, perwakilan FPMG, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini. Tumpukan sampah yang memiliki panjang sekitar 70 meter dan tinggi mencapai 3 meter itu telah dibiarkan selama kurang lebih satu dekade tanpa penanganan yang memadai dari pemerintah daerah. Akibatnya, sampah meluber ke jalan, memperburuk kondisi lingkungan dan membahayakan pengguna jalan.
"Kami sudah tidak tahan dengan kondisi ini. Tumpukan sampah ini sudah sangat mengganggu dan membahayakan," ujar Darwis.
Aksi relokasi sampah ini melibatkan puluhan warga yang bekerja sama membersihkan dan memindahkan sampah menggunakan alat berat seperti ekskavator dan truk. Sampah-sampah tersebut dipindahkan ke lahan di belakang Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep pada tahun 2024. Sayangnya, TPST tersebut belum beroperasi secara optimal, sehingga relokasi ini menjadi solusi sementara.
Selain melibatkan warga, aksi ini juga mendapat dukungan dari unsur TNI, Polri, dan pemerintah Kecamatan Arjasa. Mereka turut membantu pengamanan dan pembuatan pagar bambu di sepanjang area tumpukan sampah untuk mencegah sampah kembali meluber ke jalan raya.
TPST Mangkrak dan Janji yang Tak Kunjung Tiba
Ironisnya, di tengah semangat gotong royong warga, terselip kekecewaan terhadap pemerintah daerah. TPST yang diharapkan menjadi solusi permanen justru mangkrak dan belum berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal, warga telah berulang kali menyampaikan keluhan dan aspirasi terkait masalah sampah ini kepada pemerintah daerah.
"Mahasiswa pernah audiensi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Ketika peresmian, TPS sempat difungsikan, tetapi hanya satu hari saja," ungkap Darwis, menyiratkan kekecewaan atas respons pemerintah yang dinilai kurang serius.
Kondisi minimnya penerangan jalan di sepanjang akses jalan kabupaten juga menjadi keluhan warga. Jalan yang gelap gulita meningkatkan risiko kecelakaan dan menciptakan rasa tidak aman bagi pengguna jalan.
DLH Berjanji Bangun TPST Baru
Menanggapi permasalahan ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumenep, Arif Susanto, mengakui bahwa insinerator yang ada di TPST Kecamatan Arjasa tidak mampu mengurai tumpukan sampah yang menggunung. DLH Sumenep berencana untuk membangun satu TPST lagi di Kecamatan Arjasa, mengingat TPST yang ada saat ini tidak mampu mengatasi tumpukan sampah yang terus menggunung setiap harinya.
Namun, janji ini masih menjadi tanda tanya bagi warga. Mereka berharap pemerintah daerah dapat segera merealisasikan pembangunan TPST baru dan memberikan solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah sampah di Pulau Kangean.
Daftar Pekerjaan Relokasi Sampah:
Berikut adalah daftar pekerjaan relokasi sampah yang dilakukan oleh warga:
- Pembersihan dan pengumpulan sampah di lokasi penumpukan.
- Pengangkutan sampah menggunakan alat berat (ekskavator dan truk).
- Pemindahan sampah ke lahan di belakang TPST.
- Pembuatan pagar bambu di sepanjang area penumpukan sampah.
Aksi relokasi sampah ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Diperlukan sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.