Tragedi di Jayapura: Bocah 2 Tahun Ditemukan Meninggal dengan Kondisi Mengenaskan, Polisi Lakukan Penyelidikan Intensif
Misteri Kematian NAA: Penyelidikan Mendalam Kasus Bocah Ditemukan Tak Bernyawa di Kolam Jayapura
Kota Jayapura dikejutkan dengan penemuan mayat seorang anak perempuan berusia dua tahun, NAA, di sebuah kolam yang terletak di Distrik Muara Tami. Penemuan tragis pada hari Rabu, 2 April 2025, ini mengungkap kondisi yang memilukan, di mana salah satu tangan korban terpisah dari tubuhnya dan terdapat luka gores di beberapa bagian tubuh. Kepolisian Resor Kota (Polresta) Jayapura Kota langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap penyebab kematian NAA dan kemungkinan adanya tindak pidana.
Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Victor Dean Mackbon, Kapolresta Jayapura Kota, menyatakan bahwa penyelidikan dilakukan secara kolaboratif antara Satuan Reskrim Polresta Jayapura Kota dan Polsek Muara Tami. Tim forensik juga dilibatkan untuk memastikan pengungkapan fakta secara ilmiah. “Saat ini penyelidikan intensif dilakukan secara kolaboratif oleh Satuan Reskrim Polresta Jayapura Kota dan Polsek Muara Tami dengan melibatkan tim forensik untuk mengungkap fakta secara ilmiah,” tegas Kombes Pol Mackbon dalam keterangan tertulisnya.
Fokus utama penyelidikan adalah menentukan penyebab pasti kematian NAA. Untuk itu, polisi telah melakukan pemeriksaan di kios milik orang tua korban yang terletak di jalan raya Koya Barat, Distrik Muara Tami. Pemeriksaan ini diharapkan dapat memberikan petunjuk terkait kronologi kejadian sebelum NAA ditemukan meninggal dunia. Korban sendiri dilaporkan menghilang pada hari Minggu, 30 Maret 2025, saat bermain di depan kios orang tuanya.
Menurut Kombes Pol Victor Dean Mackbon, NAA ditemukan meninggal dunia di sebuah kolam yang berjarak sekitar 250 meter dari kios orang tuanya sekitar pukul 23.00 WIT. Polisi telah memeriksa setidaknya sepuluh saksi, termasuk kedua orang tua korban. Selain itu, visum dan otopsi telah dilakukan terhadap jenazah NAA di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua untuk mengetahui lebih lanjut adanya kemungkinan tindak kekerasan.
"Sudah 10 saksi kami periksa dan saat ini masih menunggu hasil outopsi. Dari informasi yang kami terima memang ada indikasi tindak pidana, namun kita tunggu hasil outopsi dari dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua," ungkap mantan Kapolres Mimika itu. Hasil otopsi sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penyelidikan kasus ini.
Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian dan masyarakat Jayapura. Polisi berkomitmen untuk mengungkap kebenaran di balik kematian tragis NAA dan memastikan keadilan ditegakkan. Perkembangan penyelidikan akan terus diinformasikan kepada publik seiring dengan berjalannya waktu.