Tragedi Sungai Kelay: Bocah Empat Tahun Ditemukan Meninggal Setelah Pencarian Intensif
Tragedi pilu menimpa sebuah keluarga di Kampung Benabaru, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Seorang bocah laki-laki berusia empat tahun, FA, ditemukan meninggal dunia pada Kamis (4/4/2025) setelah dinyatakan hilang sejak Selasa (1/4/2025). Diduga kuat, FA hanyut terbawa arus deras Sungai Kelay, sungai yang berada tepat di belakang rumahnya.
Pencarian intensif yang melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk BPBD Berau, Basarnas, ERG Berau Coal, Brimob, PMI, Polairud, TNI, Polri, dan masyarakat setempat, berlangsung selama lebih dari 46 jam. Upaya pencarian difokuskan di sepanjang aliran Sungai Kelay, dengan metode penyisiran menggunakan perahu karet dan penyelaman di titik-titik yang dianggap berpotensi menjadi lokasi korban tenggelam.
Menurut keterangan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, jenazah FA ditemukan sekitar pukul 14.05 WITA di Kampung Sembakungan, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi awal korban diduga terjatuh. Evakuasi segera dilakukan oleh tim SAR gabungan dan warga setempat.
Kronologi kejadian bermula pada Selasa sore, saat ibu korban, Susiana, baru saja selesai memandikan FA di kamar mandi belakang rumah mereka yang menghadap ke sungai. Saat Susiana masuk ke dalam rumah untuk mengambil pakaian, FA tiba-tiba menghilang. Panik, Susiana langsung mencari di sekitar rumah, namun tidak menemukan putranya. Kuat dugaan, FA berjalan menuju tepi sungai dan kemudian hanyut terbawa arus.
AKP Amin Maulani, Kapolsek Sambaliung, menjelaskan bahwa setelah menerima laporan, pihaknya segera berkoordinasi dengan tim SAR gabungan untuk melakukan pencarian secara intensif. Pencarian dilakukan dengan menyisir aliran sungai dan menyelam di beberapa titik yang dicurigai.
Jenazah FA kemudian dibawa ke RSUD dr Abdul Rivai, Tanjung Redeb, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Benabaru.
Tragedi ini menambah daftar panjang kasus anak tenggelam di sungai di wilayah Berau. Pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar bantaran sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap anak-anak mereka, terutama saat bermain di luar rumah.
"Kami mengimbau kepada para orang tua untuk lebih berhati-hati dalam mengawasi anak-anak mereka, terutama di area yang berisiko tinggi seperti sungai. Jika memungkinkan, berikan pembatas atau pagar di area dekat sungai agar anak-anak tidak mudah mendekat," ujar AKP Amin Maulani.
Pihak keluarga dan masyarakat setempat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim yang terlibat dalam pencarian FA selama lebih dari dua hari. Mereka mengapresiasi kerja keras dan dedikasi tim SAR gabungan dalam upaya menemukan FA.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh warga akan pentingnya kehati-hatian dan pengawasan terhadap anak-anak, terutama di lingkungan yang berpotensi membahayakan. Pihak kepolisian dan tim SAR juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran keselamatan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
Rangkuman Upaya Pencarian:
- Durasi Pencarian: Lebih dari 46 jam
- Lokasi Penemuan: Kampung Sembakungan, sekitar 5 km dari lokasi awal
- Tim yang Terlibat: BPBD Berau, Basarnas, ERG Berau Coal, Brimob, PMI, Polairud, TNI, Polri, Masyarakat
- Metode Pencarian: Penyisiran sungai dengan perahu karet, penyelaman
Imbauan Keselamatan:
- Orang tua agar lebih waspada mengawasi anak-anak, terutama di dekat sungai.
- Memasang pembatas atau pagar di area dekat sungai.
- Meningkatkan kesadaran keselamatan di lingkungan sekitar.