Lesunya Pasar Gembrong di Tengah Gempuran E-commerce: Pedagang Mengeluh Omzet Lebaran Anjlok
Jakarta, Indonesia - Pasar Gembrong yang legendaris, dikenal sebagai surga mainan anak-anak, tampak kurang meriah pada libur Lebaran tahun ini. Para pedagang mengeluhkan penurunan omzet yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sebuah fenomena yang mereka kaitkan dengan maraknya penjualan online.
Delon, seorang pedagang mainan berusia 50 tahun yang telah lama berjualan di Pasar Gembrong, mengungkapkan kekecewaannya. "Lebaran tahun ini jauh berbeda. Dulu, dari pagi sampai malam pasar ini ramai pengunjung. Sekarang, ramainya baru terasa sore hari," ujarnya, Kamis (3/4/2025). Ia menambahkan bahwa omzet hariannya pun merosot drastis, hanya mencapai sekitar Rp 10 juta, jauh di bawah pendapatan saat Lebaran sebelumnya. "Dulu jauh lebih bagus, penjualan sangat terasa," kenangnya.
Penurunan ini, menurut Delon, disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen yang beralih ke platform online. Ia berharap pemerintah dapat mengatur penjualan online agar pedagang tradisional seperti dirinya tetap dapat bersaing. "Pengaruh online sangat terasa. Seharusnya online itu untuk marketing saja, bukan menggantikan pasar konvensional," tegasnya.
Keluhan serupa juga datang dari Lina, pedagang mainan lainnya. Ia mengakui bahwa jumlah pembeli di Pasar Gembrong menurun drastis dibandingkan Lebaran tahun lalu. "Sekarang sepi sekali. Sepertinya orang-orang lebih memilih belanja online," tuturnya.
Meskipun demikian, ada beberapa jenis mainan yang tetap menjadi favorit anak-anak saat libur Lebaran. Menurut Delon, mobil remote control masih menjadi incaran utama. "Mobil remote selalu laris manis. Kalau untuk anak perempuan, boneka dan mainan dapur yang banyak dicari. Setiap tahun selalu begitu," jelasnya.
Dampak E-commerce pada Pasar Tradisional
Fenomena penurunan omzet di Pasar Gembrong mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak pasar tradisional di era digital ini. Kemudahan dan kepraktisan berbelanja online telah mengubah perilaku konsumen, yang semakin enggan datang ke pasar fisik. Harga yang kompetitif dan beragamnya pilihan di platform online juga menjadi daya tarik tersendiri.
Upaya Adaptasi Pedagang
Menghadapi tantangan ini, para pedagang di Pasar Gembrong perlu beradaptasi agar tetap relevan di era digital. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Memanfaatkan Platform Online: Membuat toko online atau bergabung dengan marketplace untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
- Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan: Menawarkan produk yang unik dan berkualitas, serta memberikan pelayanan yang ramah dan personal.
- Berpromosi Secara Kreatif: Memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk mempromosikan produk dan menarik perhatian konsumen.
- Menjaga Kebersihan dan Kenyamanan Pasar: Menciptakan lingkungan belanja yang nyaman dan bersih agar konsumen betah berlama-lama di pasar.
Peran Pemerintah
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam membantu pedagang tradisional menghadapi tantangan digital. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Memberikan Pelatihan dan Pendampingan: Mengadakan pelatihan tentang pemasaran online, manajemen bisnis, dan keterampilan lainnya.
- Memfasilitasi Akses ke Modal: Memberikan pinjaman modal usaha dengan bunga rendah untuk membantu pedagang mengembangkan bisnis mereka.
- Membuat Regulasi yang Adil: Membuat regulasi yang adil untuk melindungi pedagang tradisional dari persaingan yang tidak sehat dari platform online.
Dengan adanya upaya bersama dari pedagang dan pemerintah, diharapkan Pasar Gembrong dan pasar tradisional lainnya dapat tetap eksis dan menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia.