Isotonik untuk Hidrasi Saat Berkendara Jauh: Mitos dan Fakta dari Dokter
Isotonik untuk Hidrasi Saat Berkendara Jauh: Mitos dan Fakta dari Dokter
Banyak pengendara jarak jauh mengandalkan minuman isotonik untuk menjaga hidrasi, dengan anggapan komposisinya yang mirip cairan tubuh dapat mengurangi frekuensi buang air kecil atau beser. Namun, benarkah demikian? Seorang dokter urologi meluruskan kesalahpahaman ini dan memberikan panduan yang lebih tepat terkait hidrasi selama perjalanan.
Mitos Minuman Isotonik dan Frekuensi Buang Air Kecil
Dr. Hilman menjelaskan bahwa tidak ada korelasi langsung antara komposisi minuman isotonik dan pengurangan frekuensi buang air kecil. "Minuman isotonik itu sebenarnya minuman yang kandungan natrium dan kaliumnya seimbang, mirip dengan cairan tubuh. Jadi, klaim bahwa ia dapat mengurangi beser itu tidak benar," tegasnya saat dihubungi oleh [nama media atau sumber].
Ia menambahkan bahwa secara umum, tidak ada makanan atau minuman khusus yang secara spesifik dapat mencegah beser selama perjalanan. Faktor-faktor seperti volume cairan yang dikonsumsi dan kondisi kesehatan individu lebih berpengaruh.
Kafein dan Efek Diuretik
Berbeda dengan minuman isotonik, minuman berkafein memiliki efek diuretik yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Konsumsi kopi atau minuman bersoda yang mengandung kafein berlebihan memang dapat memicu beser.
Manfaat Isotonik untuk Pencegahan Dehidrasi
Meski tidak mengurangi beser, dr. Hilman tidak melarang konsumsi minuman isotonik saat berkendara jauh. Minuman ini tetap bermanfaat untuk mencegah dehidrasi, terutama jika tubuh kekurangan cairan atau merasa sangat haus.
"Lebih kepada pencegahan dehidrasi. Jika memang cairan tubuh kurang atau seseorang haus sekali hingga dehidrasi, sebaiknya minum cairan isotonik," sarannya.
Waspadai Kandungan Gula
Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K), memberikan peringatan terkait kandungan gula dalam minuman isotonik. Konsumsi berlebihan, terutama bagi individu dengan masalah gula darah, dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.
"Isotonik tidak masalah, air normal seperti minuman botol yang netral juga sama saja. Yang harus diwaspadai justru gulanya. Manis, dari sumber apapun, dapat menyebabkan masalah pada orang dengan masalah gula, sehingga mereka akan semakin sering kencing. Pada orang normal, frekuensi buang air kecil tergantung pada volume cairan yang dikonsumsi," jelas Prof. Rasyid.
Tips Hidrasi yang Tepat Saat Berkendara Jauh
Berikut adalah beberapa tips hidrasi yang dapat Anda terapkan saat berkendara jauh:
- Minum air putih secara teratur: Air putih tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi.
- Batasi konsumsi minuman berkafein: Kurangi kopi dan minuman bersoda untuk menghindari efek diuretik.
- Perhatikan kandungan gula dalam minuman isotonik: Pilih minuman dengan kandungan gula rendah atau konsumsi dalam jumlah sedang.
- Sesuaikan asupan cairan dengan kebutuhan: Pertimbangkan kondisi cuaca, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan Anda.
- Istirahat secara berkala: Manfaatkan waktu istirahat untuk buang air kecil dan meregangkan tubuh.
Dengan memahami mitos dan fakta seputar minuman isotonik serta mengikuti tips hidrasi yang tepat, Anda dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dan menikmati perjalanan yang nyaman.