Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan serangkaian strategi komprehensif untuk mengelola arus balik Lebaran 2025, dengan fokus utama pada kelancaran lalu lintas dan keselamatan pemudik. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infras) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa pemerintah terus bersiaga dan memantau perkembangan situasi di lapangan.

AHY menekankan pentingnya koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait dalam penyiapan arus balik. Pemantauan intensif akan dilakukan di titik-titik rawan kepadatan kendaraan untuk memastikan sistem bekerja optimal dan strategi penguraian kemacetan dapat diimplementasikan secara efektif.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada 6 April 2025. Untuk mengantisipasi lonjakan volume kendaraan, Korlantas Polri akan menerapkan berbagai rekayasa lalu lintas, termasuk one way nasional dan lokal, serta contraflow.

Strategi yang disiapkan meliputi:

• One Way Nasional: Akan diberlakukan pada puncak arus balik, dimulai pada 6 April 2025. Flag off direncanakan dipimpin langsung oleh Kapolri, Menteri Perhubungan, serta perwakilan dari Jasa Marga dan Jasa Raharja dari Tol Kalikangkung.
• One Way Lokal: Penerapan bertahap dimulai sejak 3 April 2025. Tahap pertama dari Km 188 Tol Cipali hingga Km 70 Tol Cikampek. Jika terjadi peningkatan arus dari arah Trans Jawa menuju Jakarta, one way lokal akan diperpanjang hingga Tol Pejagan.
• Contraflow: Akan diterapkan secara situasional di Tol Cikampek, dimulai dari Km 70, tergantung kondisi lalu lintas.

Irjen Agus Suryonugroho, Kakorlantas Polri, menjelaskan bahwa penerapan one way lokal secara bertahap bertujuan untuk menarik arus kendaraan dari arah timur. Jawa Tengah juga akan menerapkan one way lokal pada tanggal 4 dan 5 April jika terjadi peningkatan arus di Km 414 Tol Kalikangkung.

Pemerintah berharap dengan persiapan matang dan penerapan strategi yang tepat, arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan aman, lancar, dan nyaman bagi seluruh pemudik. Koordinasi yang baik antar instansi menjadi kunci utama dalam keberhasilan pengelolaan arus mudik dan balik.