Tragedi Gedung Runtuh di Bangkok: Gempa Myanmar Picu Evaluasi Standar Konstruksi Thailand
Tragedi Gedung Runtuh di Bangkok: Gempa Myanmar Picu Evaluasi Standar Konstruksi Thailand
Guncangan dahsyat gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 yang berpusat di Myanmar pada Jumat (28/3) lalu, telah merenggut nyawa dan menyisakan trauma di Bangkok, Thailand. Sebuah gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang tengah dalam proses pembangunan, ambruk rata dengan tanah, memicu kekhawatiran mendalam terkait standar keselamatan bangunan tinggi di ibukota Thailand tersebut.
Insiden tragis ini memaksa Pemerintah Thailand untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap regulasi konstruksi yang berlaku. Investigasi mendalam tengah dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti runtuhnya gedung tersebut. Sementara itu, Gubernur Bangkok, Chadchart Sittipunt, terjun langsung ke lokasi kejadian, memimpin upaya pencarian dan penyelamatan terhadap 78 orang yang dilaporkan hilang tertimbun reruntuhan.
Evaluasi Menyeluruh dan Rekomendasi
Gubernur Chadchart menekankan pentingnya pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh bangunan di Bangkok, khususnya bangunan tinggi, untuk mengidentifikasi potensi keretakan dan kerusakan struktural. Asosiasi Insinyur Struktural Thailand turut mengambil peran aktif dengan mengerahkan relawan untuk membantu proses inspeksi. Mereka juga mendesak Pemerintah untuk melakukan peninjauan ulang terhadap seluruh proyek pembangunan berskala besar di kota Bangkok.
"Kita perlu menemukan akar permasalahan ini agar kita dapat belajar dan memperbaiki peraturan bangunan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keselamatan di Bangkok," tegas Chadchart.
Kritik Terhadap Desain Bangunan
Christian Malaga-Chuquitaype, seorang dosen teknik sipil dan lingkungan dari Imperial College London, menyoroti bahwa sebagian besar bangunan di Bangkok dibangun sebelum adanya revisi standar konstruksi yang lebih ketat terkait keselamatan gempa bumi. Ia menjelaskan bahwa banyak struktur yang dibangun tanpa menggunakan balok, melainkan menggunakan 'pelat datar' dan kolom ramping. Desain ini, meskipun memberikan keuntungan dari segi biaya dan ruang, ternyata memiliki kinerja buruk saat terjadi gempa bumi.
"Meskipun desain ini memiliki keunggulan dari segi biaya dan arsitektur, namun kinerjanya buruk saat terjadi gempa bumi, sering kali runtuh secara tiba-tiba dan rapuh," ungkap Malaga-Chuquitaype dalam analisisnya.
Ia menambahkan bahwa analisis forensik yang mendalam sangat diperlukan, dan menekankan bahwa jenis bangunan seperti ini tidak lagi direkomendasikan di daerah rawan gempa bumi.
Investigasi dan Tanggung Jawab
Menteri Interior Thailand, Anutin Charnvirakul, yang berasal dari keluarga pemilik konglomerat konstruksi terkemuka, telah memerintahkan komite investigasi untuk memberikan laporan dalam waktu tujuh hari. Ia mengidentifikasi tiga kemungkinan faktor penyebab runtuhnya gedung: kesalahan pada perancang, inspektur, atau pembangun.
"Kami pasti akan menemukan alasan sebenarnya mengapa bangunan ini runtuh, karena semuanya ilmiah," tegas Anutin.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi tanah di Bangkok, yang terdiri dari tanah aluvial yang relatif tidak stabil di tepi Sungai Chao Phraya, dapat memperkuat gerakan tanah pada bangunan tinggi. Selain itu, masalah penurunan tanah akibat beban gedung-gedung pencakar langit juga menjadi perhatian serius.
Dampak dan Kekhawatiran Warga
Tragedi ini telah menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di kalangan warga Bangkok, terutama mereka yang tinggal di apartemen bertingkat tinggi. Video detik-detik runtuhnya gedung tersebut tersebar luas di media sosial, menambah kecemasan publik. Gedung-gedung tinggi lainnya di Bangkok juga dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk jatuhnya puing-puing dan tumpahan air dari kolam renang di atap.
Dengan populasi lebih dari 17 juta jiwa, Bangkok memiliki jumlah penduduk yang signifikan yang tinggal di bangunan tinggi. Alarm berbunyi di gedung-gedung saat gempa pertama terjadi, memaksa evakuasi dan meninggalkan trauma bagi banyak orang.
Insiden ini menjadi pengingat penting akan perlunya standar konstruksi yang ketat dan penegakan hukum yang efektif untuk melindungi keselamatan warga di daerah rawan gempa bumi. Pemerintah Thailand diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.