Pengikut Aliran Aboge di Magetan Gelar Salat Idul Fitri Hari Ini, Perbedaan Penentuan Hari Raya Jadi Sorotan

Pengikut Aliran Aboge di Magetan Rayakan Idul Fitri dengan Salat Berjamaah

Magetan, Jawa Timur - Ratusan pengikut aliran Aboge (Alip Rebo Wage) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, baru saja melaksanakan salat Idul Fitri pada hari Selasa, 1 April 2025. Pelaksanaan salat Id ini menjadi penanda perayaan Idul Fitri bagi komunitas Aboge, yang memiliki perhitungan kalender tersendiri.

Salat Idul Fitri dipusatkan di Masjid Nurul Huda, Desa Pingkuk, Kecamatan Bendo. Puluhan jemaah Aboge tampak khusyuk mengikuti rangkaian ibadah. Aparat kepolisian dari Polsek Bendo turut hadir untuk memantau dan memastikan keamanan selama pelaksanaan salat Id.

"Alhamdulillah, pelaksanaan salat Idul Fitri berjalan dengan lancar dan khidmat," ujar Kapolsek Bendo, Agus Suparno, usai pelaksanaan salat. Beliau menambahkan bahwa salat Id dimulai sekitar pukul 06.30 WIB dan selesai pada pukul 07.05 WIB, dilanjutkan dengan silaturahmi antar jemaah dan kerabat.

Perbedaan Penentuan Hari Raya Idul Fitri

Perbedaan hari raya Idul Fitri antara pengikut Aboge dengan umat Islam pada umumnya disebabkan oleh perbedaan metode perhitungan kalender. Aliran Aboge menggunakan perhitungan kalender Jawa kuno yang disebut Alip Rebo Wage, yang berbeda dengan perhitungan kalender Hijriyah yang digunakan oleh mayoritas umat Islam.

Imam Mardi, pimpinan aliran Thoriqot Syathoriyah, menjelaskan bahwa pengikut Aboge di Magetan mencapai lebih dari 3.000 orang. Mereka tersebar di empat kecamatan, yaitu Takeran, Bendo, Nguntoronadi, dan Kawedanan. "Jemaah kami berasal dari berbagai kalangan dan profesi, termasuk perangkat desa dan bahkan ada juga anggota kepolisian. Yang terpenting adalah saling menghormati perbedaan," tutur Imam Mardi.

Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Keberadaan komunitas Aboge di Magetan menunjukkan adanya toleransi dan kerukunan umat beragama yang terjaga dengan baik. Meskipun memiliki perbedaan dalam penentuan hari raya, pengikut Aboge tetap dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan masyarakat Muslim lainnya.

Perayaan Idul Fitri bagi pengikut Aboge menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan keimanan. Diharapkan, semangat toleransi dan kerukunan umat beragama dapat terus dipelihara dan ditingkatkan di Kabupaten Magetan dan seluruh Indonesia.

Berikut adalah poin penting dari berita ini:

  • Pelaksanaan salat Idul Fitri oleh pengikut aliran Aboge di Magetan.
  • Perbedaan perhitungan kalender sebagai penyebab perbedaan hari raya.
  • Keberadaan 3.000 lebih pengikut Aboge di empat kecamatan di Magetan.
  • Adanya toleransi dan kerukunan umat beragama di Magetan.
  • Harapan akan terus terpeliharanya semangat toleransi dan kerukunan.