Trump Geram: Ancam Sanksi Ekonomi Berat Jika Putin Tak Hentikan Agresi di Ukraina

Trump Geram: Ancam Sanksi Ekonomi Berat Jika Putin Tak Hentikan Agresi di Ukraina

Eskalasi tensi terlihat dalam konflik Rusia-Ukraina ketika mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan kekesalannya secara terbuka terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kekecewaan ini muncul akibat tindakan Putin yang dinilai merendahkan kredibilitas Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Trump bahkan tak segan mengancam dengan sanksi ekonomi yang signifikan jika Rusia tidak segera menyetujui gencatan senjata.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan NBC News, Trump menyatakan kemarahannya dan mengindikasikan perubahan sikap yang signifikan terhadap Putin, yang selama ini dikenal dekat dengannya. Trump memperingatkan akan mengenakan tarif hingga 50% terhadap negara-negara yang masih membeli minyak dari Rusia jika Moskow tidak segera mengambil langkah konkret untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

"Jika Rusia dan saya tidak dapat mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina, dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, saya akan mengenakan tarif sekunder pada semua minyak yang keluar dari Rusia," tegas Trump.

Ancaman tarif ini bukan hanya ditujukan kepada Rusia, tetapi juga kepada negara-negara yang masih menjalin hubungan dagang dengan Rusia, terutama dalam sektor energi. Dua negara yang disebut secara eksplisit adalah China dan India, yang merupakan konsumen minyak Rusia terbesar. Trump mengindikasikan bahwa tarif sekunder ini bisa mencapai 50% untuk barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat dari negara-negara tersebut.

Perubahan Sikap Trump dan Kekhawatiran Eropa

Komentar keras Trump ini menandai perubahan signifikan dalam nadanya terhadap Putin dan Rusia. Beberapa waktu sebelumnya, Trump justru menunjukkan sikap yang lebih lunak dan bahkan cenderung memanjakan tuntutan Putin. Situasi ini sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Eropa, yang khawatir Trump akan mengorbankan kepentingan Ukraina demi menjalin hubungan baik dengan Rusia.

Namun, tampaknya Trump kini mengambil sikap yang lebih tegas. Ini adalah pertama kalinya ia secara terbuka mengancam Rusia dengan konsekuensi serius atas penundaan negosiasi gencatan senjata. Langkah ini diyakini banyak pihak sebagai upaya untuk mengembalikan inisiatif diplomatik ke tangan Moskow.

Detail Wawancara dan Reaksi Zelensky

NBC News melaporkan bahwa dalam wawancara telepon selama 10 menit, Trump mengungkapkan kekesalannya atas kritikan Putin terhadap Zelensky. Meskipun Trump sendiri pernah menyebut Zelensky sebagai diktator dan menuntut pemilihan umum di Ukraina, ia merasa bahwa serangan Putin terhadap kredibilitas Zelensky tidaklah pantas.

"Bisa dibilang saya sangat marah, kesal, ketika Putin mulai menyinggung kredibilitas Zelensky, karena itu tidak tepat sasaran. Kepemimpinan baru berarti Anda tidak akan mendapatkan kesepakatan untuk waktu yang lama," ujar Trump.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga memberikan reaksinya melalui media sosial. Ia menuduh Rusia terus mencari alasan untuk memperpanjang perang dan menuding Putin memainkan taktik yang sama seperti yang dilakukannya sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea.

"Ini berbahaya bagi semua orang dan harus ada tanggapan yang tepat dari Amerika Serikat, Eropa, dan semua mitra global kita yang mencari perdamaian," tulis Zelensky.

Dampak Sanksi Ekonomi dan Situasi Terkini di Ukraina

Jika ancaman Trump benar-benar diwujudkan, sanksi ekonomi yang berat dapat memberikan tekanan signifikan pada ekonomi Rusia. Tarif yang tinggi terhadap minyak dan produk Rusia lainnya akan mengurangi pendapatan negara dan berpotensi memperlambat laju perang di Ukraina.

Konflik di Ukraina sendiri telah berlangsung sejak Februari 2022, ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran. Saat ini, Rusia menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina. Perang telah menyebabkan lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas. Ukraina terakhir kali memperbarui angka korbannya pada Desember 2024, ketika Presiden Volodymyr Zelensky mengakui 43.000 kematian warga Ukraina di antara tentara dan perwira. Analis Barat yakin angka ini merupakan perkiraan yang terlalu rendah.

Berikut adalah poin-poin penting:

  • Trump marah atas tindakan Putin yang merendahkan Zelensky.
  • Trump mengancam tarif 50% pada negara yang membeli minyak Rusia jika tidak ada gencatan senjata.
  • Trump menargetkan China dan India dengan sanksi sekunder.
  • Zelensky menuduh Rusia memperpanjang perang.
  • Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022.