Dedi Mulyadi Ingatkan Pejabat Jawa Barat Soal Akuntabilitas Anggaran Publik di Akhirat

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyerukan kepada seluruh penyelenggara negara di Jawa Barat untuk lebih memperhatikan pengelolaan keuangan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Seruan ini disampaikan saat ia memberikan pidato di hadapan ribuan jamaah shalat Idul Fitri 1446 Hijriah di Lapangan Gasibu, Bandung, pada Senin (31/3/2025).

Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi menekankan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Ia mengingatkan bahwa setiap penggunaan anggaran akan dimintai pertanggungjawaban tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Menurutnya, indikator kegagalan seorang pemimpin adalah ketika masih banyak ditemukan kemiskinan, ketidakberdayaan, dan kesulitan hidup di tengah masyarakat. Fenomena seperti pengemis di jalanan, anak yatim yang putus sekolah, rumah warga miskin yang tidak layak huni, hingga kasus bunuh diri akibat jeratan pinjaman online menjadi cermin dari belum optimalnya keberpihakan anggaran pada kesejahteraan rakyat.

"Saat ini perlu adanya pengelolaan keuangan negara yang harus dipertanggungjawabkan. Karena nantinya di akhirat juga ditanya," ujar Dedi sebagaimana dikutip Antara.

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi mengajak seluruh elemen penyelenggara negara, mulai dari bupati, wali kota, kepala desa, hingga lurah, untuk bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Ia menilai, momentum Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah ini menjadi saat yang tepat untuk memulai perubahan dan meningkatkan kesadaran kolektif akan hal tersebut. Dedi menekankan bahwa keislaman seorang pemimpin tercermin dari kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya.

"Mari jadikan 1 Syawal ini sebagai kesadaran kolektif ritual dan spiritual," ujar dia.

Sebagai bentuk introspeksi, mantan Bupati Purwakarta ini juga menyampaikan permohonan maaf apabila Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama ini belum sepenuhnya mampu memenuhi kewajibannya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Ia berharap, dengan terbangunnya kesadaran kolektif mengenai pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab dan pro rakyat, dampak positifnya dapat dirasakan secara nyata oleh seluruh warga Jawa Barat.

Berikut adalah poin-poin penting yang disoroti Dedi Mulyadi dalam pidatonya:

  • Akuntabilitas Anggaran: Setiap penggunaan anggaran negara harus dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat.
  • Indikator Kegagalan Pemimpin: Kemiskinan, ketidakberdayaan, dan kesulitan hidup masyarakat adalah cermin dari belum optimalnya keberpihakan anggaran.
  • Kesadaran Kolektif: Seluruh penyelenggara negara harus bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab.
  • Idul Fitri sebagai Momentum: Hari Raya Idul Fitri menjadi saat yang tepat untuk memulai perubahan dan meningkatkan kesadaran kolektif.
  • Keislaman Pemimpin: Kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat mencerminkan keislaman seorang pemimpin.

Dedi Mulyadi berharap, dengan adanya kesadaran dan tindakan nyata dalam pengelolaan keuangan yang pro rakyat, Jawa Barat dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.