Mitos Pegal Linu Sebagai Gejala Kolesterol Tinggi Dibantah Dokter: Cek Fakta Medis yang Sebenarnya!
Mitos Pegal Linu Sebagai Gejala Kolesterol Tinggi Dibantah Dokter: Cek Fakta Medis yang Sebenarnya!
Klaim bahwa pegal linu adalah indikasi langsung kadar kolesterol tinggi dalam darah adalah informasi yang menyesatkan dan telah beredar luas di masyarakat selama bertahun-tahun. Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Roy Panusunan Sibarani, SpPD KEMD dari Mayapada Hospital, dengan tegas membantah anggapan tersebut dan meluruskan kesalahpahaman yang sudah lama berakar ini.
"Anggapan bahwa pegal-pegal adalah gejala kolesterol tinggi adalah mitos yang sudah sangat lama. Dalam pendidikan kedokteran, tidak ada kurikulum yang mengajarkan bahwa pegal linu adalah tanda kolesterol tinggi," ujar dr. Roy, menekankan pentingnya memahami fakta medis yang akurat.
Perbedaan Trigliserida dan Kolesterol:
Dr. Roy menjelaskan perbedaan mendasar antara trigliserida dan kolesterol. Trigliserida adalah jenis lemak yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, sementara kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi oleh hati (liver) dari trigliserida. Proses ini menghasilkan berbagai jenis kolesterol, termasuk LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), IDL, dan VLDL.
"Trigliserida berasal dari makanan yang kita konsumsi, sedangkan kolesterol adalah produk dari metabolisme di hati. Hati yang memproduksi kolesterol dan mengatur kadarnya dalam darah," jelasnya.
Gejala Kolesterol Tinggi yang Sebenarnya:
Faktanya, peningkatan kadar kolesterol dalam darah seringkali tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Kondisi ini sering disebut sebagai "silent killer" karena dapat berkembang tanpa disadari hingga memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Satu-satunya cara untuk mengetahui kadar kolesterol adalah melalui pemeriksaan darah secara rutin.
Namun, pada kasus trigliserida tinggi atau familial hypercholesterolemia (kolesterol tinggi yang diwariskan secara genetik), dapat muncul tumpukan lemak di beberapa bagian tubuh, terutama di sekitar mata (xanthoma) atau di tendon (xanthalasma).
"Pada individu dengan trigliserida yang sangat tinggi, kita mungkin melihat adanya tumpukan lemak di sekitar mata atau di tendon. Namun, ini bukan gejala umum dan tidak selalu terjadi pada semua orang dengan kolesterol tinggi," kata dr. Roy.
Faktor Risiko dan Pentingnya Pemeriksaan Rutin:
Kolesterol tinggi seringkali berkaitan dengan kondisi kesehatan lain seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan obesitas. Oleh karena itu, penting untuk mengelola faktor risiko ini dan melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau stroke.
"Pemeriksaan rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga, hipertensi, diabetes, atau obesitas. Idealnya, pemeriksaan kolesterol dimulai sejak usia 30 tahun, atau bahkan lebih awal jika ada faktor risiko yang signifikan," saran dr. Roy.
Kesimpulan:
Informasi yang akurat dan pemahaman yang benar tentang kolesterol sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah komplikasi serius. Jangan mudah percaya pada mitos yang menyesatkan. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang tepat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Poin Penting:
- Pegal linu bukan gejala langsung kolesterol tinggi.
- Kolesterol diproduksi oleh hati, bukan langsung diserap dari makanan.
- Satu-satunya cara mengetahui kadar kolesterol adalah dengan pemeriksaan darah.
- Pemeriksaan rutin dianjurkan, terutama bagi yang memiliki faktor risiko.
Dengan memahami fakta medis yang benar, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit yang disebabkan oleh kolesterol tinggi.