Harmoni Idul Fitri di Denpasar: Pecalang dan Umat Muslim Bersatu dalam Toleransi

Denpasar: Simbol Toleransi dalam Perayaan Idul Fitri

Suasana khidmat dan penuh toleransi mewarnai pelaksanaan salat Idul Fitri 1446 Hijriah di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali. Ribuan umat Muslim memadati lapangan tersebut untuk melaksanakan ibadah, Senin (10/04/2024). Yang menarik, perayaan ini tidak hanya menjadi momen sakral bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antar umat beragama di Bali.

Pecalang Mengawal Kekhusyukan Ibadah

Di tengah ribuan jamaah, terlihat belasan pecalang, petugas keamanan adat Bali, dengan sigap menjaga keamanan dan ketertiban. Kehadiran mereka bukan hanya sekadar pengamanan, tetapi juga representasi dari nilai-nilai toleransi yang telah lama hidup di Bali. Sinergi antara pecalang, aparat kepolisian dari Brimob dan Ditlantas Polda Bali, menciptakan suasana aman dan nyaman bagi para jamaah untuk melaksanakan ibadah.

Kesan Mendalam bagi Pendatang

Jojo Jeferson, seorang pendatang dari Jakarta Selatan, mengungkapkan kekagumannya atas suasana Idul Fitri di Bali. Baru pertama kali merayakan Lebaran di Pulau Dewata, Jojo merasa terkesan dengan toleransi dan kerukunan yang ia saksikan. Meskipun tidak mendapat cuti, ia tetap bersyukur bisa merasakan momen Ramadan dan Nyepi yang beriringan di Bali, kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang Muslim.

"Salat Id di sini begitu indah, sejuk, dan nyaman. Toleransi di Bali bagus, saling menaati aturan saja," ujar Jojo.

Toleransi yang Terpatri dalam Kehidupan Sehari-hari

Fadel Laksono, warga asli Denpasar, membenarkan bahwa toleransi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Ia menceritakan bagaimana warga Hindu dan Muslim di lingkungannya hidup berdampingan secara harmonis, saling membantu dan menghormati dalam setiap perayaan hari besar keagamaan.

"Saya lahir dan besar di Denpasar, toleransi di sini sudah terbangun sejak lama dan kami sudah terbiasa. Kalau Idul Fitri, yang nonmuslim membantu. Kalau ada Nyepi, kami juga ikuti aturan tidak keluar rumah dan tidak membuat keributan," kata Fadel.

Momentum Introspeksi Diri

Ketua Panitia Hari Besar Islam Lumintang, Abdul Choliq, menyampaikan bahwa tema Idul Fitri tahun ini adalah "Istafti Qalbak," yang berarti introspeksi diri. Ia berharap momen Idul Fitri dapat menjadi kesempatan bagi setiap individu untuk merenungkan diri, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas diri sebagai manusia yang lebih baik.

"Introspeksi diri. Sederhana, tapi belum tentu semua umat bisa," ujarnya.

Kesimpulan

Perayaan Idul Fitri di Lapangan Lumintang, Denpasar, bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebuah perwujudan nyata dari toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Kehadiran pecalang, kesan positif dari para pendatang, dan kesaksian warga lokal menjadi bukti bahwa Bali adalah miniatur Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.

Pesan Idul Fitri

Momen Idul Fitri ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga dan merawat toleransi, menghormati perbedaan, dan mempererat tali persaudaraan. Mari jadikan semangat Idul Fitri sebagai inspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih baik, adil, dan makmur.

Jumlah Jemaah

Diperkirakan sekitar 10 ribu jemaah hadir dalam Salat Idul Fitri di Lapangan Lumintang.